Menuju konten utama

Studi: Flash Cards dan Flip Books Tak Pengaruhi Kepintaran Bayi

Dibanding flash cards, interaksi dengan orang tua seperti mengobrol dan bernyanyi lebih penting untuk perkembangan bayi.

Studi: Flash Cards dan Flip Books Tak Pengaruhi Kepintaran Bayi
Ilustrasi flash cards. FOTO/Istockphoto

tirto.id - Produk pendidikan untuk anak seperti video, flash cards, dan flip book ternyata tidak memiliki efek terhadap kemampuan membaca bayi, menurut studi yang diterbitkan di Kanada.

Tanya Kaefar, peneliti dan profesor dari Universitas Lakehead Kanada, mempelajari sumber pendidikan anak usia dini karena banyak orang tua yang bertanya kepadanya tentang keakuratan janji-janji dalam iklan produk pendidikan bayi yang mereka lihat.

Namun, Kaefar tidak bisa menjawab dan belum terlalu yakin ada penelitian di bagian pemasaran perusahaan.

“Saya pikir produk-produk ini memanfaatkan cinta orang tua kepada anak-anak mereka dan keinginan agar anak-anak mereka menjadi yang terbaik,” ucap Kaefar seperti dikutip Global News.

Kaefar bekerja sama dengan ilmuwan dari Universitas Toronto dan Universitas New York serta menerbitkan hasil penelitiannya di Journal of Education Psychology.

Para peneliti memusatkan pada produk-produk pendidikan seperti video, flash cards, dan flip book yang katanya dapat mengajarkan bayi membaca.

Mereka menggunakan sekitar 120 bayi dari usia sembilan hingga 18 bulan dan dibagi menjadi dua kelompok. Satu kelompok diberikan produk-produk pendidikan tersebut dan kelompok lainnya tidak.

Sejumlah tes dasar dilakukan terlebih dulu sebelum para bayi dibagi menjadi dua kelompok. Lalu, selama tujuh bulan, bayi-bayi tersebut dites secara teratur di rumah dan di laboratorium. Mulai gerakan mata, rentang mata, dan apa yang mereka lihat.

Hasilnya, tidak ada perbedaan terhadap dua kelompok bayi yang dites. “Kami memberi para bayi setiap kesempatan untuk menunjukkan kemampuan membaca dan tidak ditemukan efeknya,” ucap Kaefar.

Kaefar juga mengatakan, apa yang dibaca seseorang membutuhkan proses yang belum dikembangkan bayi. Selama tujuh bulan, bayi-bayi mengalami perkembangan, tetapi memahami gambar-gambar kartu, mengidentifikasi simbol, kata-kata atau huruf mungkin terlalu ambisius.

Alyson Shaw, dokter anak dan anggota Canadian Paediatric Society, mengatakan sejak dilahirkan, bayi sudah siap untuk belajar. Otak bayi sudah mengandung 100 miliar neuron dan menghasilkan triliunan lebih koneksi antar neuron setelah dilahirkan.

“Saat lahir, bayi sudah bisa mengenali suara dan pola bicara ibunya. Mereka membaca sinyal di sekitar mereka dan mendengarkan suara, melihat wajah, dan membaca bahasa tubuh,” ucap Shaw seperti dikutip Global News.

Shaw mengatakan, bayi terlalu muda untuk mengerti kata-kata dari cerita atau lagu tertentu. Bayi-bayi mengikuti irama dan suara dari orang tua mereka. Bayi belajar, buku dihargai dan penting dari melihat cara orang tua mereka membaca.

Menurut Shaw, orang tua tidak membutuhkan peralatan "mewah" seperti DVD atau flash cards. Sebaliknya mereka perlu terlibat dengan bayi, apakah itu melalui mengobrol, bernyayi, atau membaca untuk mereka.

"Ketika Anda membaca, berbicara, atau bernyanyi dengan bayi, Anda tidak hanya memperkuat ikatan khusus antara orang tua dan bayi yang sangat diperlukan untuk perkembangan yang sehat, tetapi Anda juga mengenalkan bayi pada irama dan suara bahasa yang penting sebagai modal untuk membaca," ujar Shaw.

Baca juga artikel terkait BAYI atau tulisan lainnya dari Nurcholis Maarif

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Nurcholis Maarif
Editor: Dipna Videlia Putsanra