tirto.id - Street Food, film tentang ragam jajanan jalanan akan tayang di Netflix pada Jumat ini (26/04/19).
Apabila berbicara tentang makanan jalanan, penilaian kita tergantung sudut pandang yang diambil. Makan, minum dan berkumpul di luar ruangan seperti mengadakan pesta setiap hari.
Berbicara dengan para pedagang makanan jalanan juga merupakan interaksi untuk saling mengenal budaya satu sama lain.
Dari sudut pandang ekonomi, pedagang makanan jalanan yang tidak bisa menyewa toko merupakan simbol kerja keras dengan segala resiko dan kerepotannya.
Film original Netflix ini memberikan potret makanan jalanan yang penuh cerita mulai dari pembuatan sampai penyajian.
Terkadang makanan bisa lebih dari makanan, terlebih apabila kita tahu cerita di balik asal-usul makanan tersebut. Cerita dari si pembuat makanan juga tidak jarang menarik perhatian.
Pada season pertama, Street Food akan menyajikan makanan jalanan dari benua Asia, di antaranya Thailand, India, Taiwan, Jepang, Korea Selatan, Singapura, Indonesia, Filiphina dan Vietnam.
Kamu pernah makan gudeg mbah Lindu? Penjual gudeg tertua di Jogja yang sudah berjualan kurang lebih 84 tahun? Dia merupakan salah satu dari banyak kisah makanan jalanan yang akan tersaji.
Pada akhirnya, makanan bukan hanya sekadar makanan. Makanan mengantarkan kita mengenal budaya, warisan leluhur, kearifan lokal dan tentu saja keluarga.
Street Food merupakan film karya David Gelb yang juga pencipta Chef’s Table. Film ini berada dalam naungan studio produksi Netflix.
Sejak trailer diunggah di akun youtube Netflix pada 10 April lalu, video tersebut sudah tayang lebih dari 853.000 kali.
Editor: Yulaika Ramadhani