tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengakui realisasi anggaran yang sudah disiapkan bagi Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) berjalan lambat. Ia mengatakan sebagian kementerian/lembaga belum siap membuat rencana mengenai realisasi anggaran tersebut.
Sri Mulyani mengatakan pemerintah tengah mengevaluasi secara menyeluruh program tersebut.
“Yang kami lakukan evaluasi PEN yang eksekusinya sangat lambat. Dalam hal ini KL belum siap membuat programnya maka dilakukan langkah-langkah,” ucap Sri Mulyani dalam konferensi pers virtual KSSK, Rabu (5/8/2020).
Bukti dari lambatnya realisasi itu terlihat dari capaian dokumen anggaran yang diselesaikan. Dari total anggaran Rp695 triliun, ia mencatat baru diselesaikan Rp406,5 triliun. Sisanya ada Rp238,9 triliun yang belum diselesaikan dokumen anggarannya.
“Angka Rp238 triliun ini yang diinstruksikan presiden digunakan langkah-langkah pencairan lebih cepat dan target lebih jelas,” Sri Mulyani.
Adapun data terakhir terkait realisasi anggaran penanganan COVID-19 yang sebagian besarnya juga adalah PEN plus kesehatan memang belum maksimal. Kesehatan misalnya baru terealisasi Rp6,3 triliun atau 7,79 persen dari pagu Rp87,55 triliun. Naik tipis dari data 22 Juli 2020 di kisaran 7,74 persen.
Perlindungan sosial baru terealisasi Rp85,3 triliun atau 41,84 persen dari pagu Rp203,91 triliun. Naik signifikan dari posisi 22 Juli senilai 38,13 persen. Sektoral pemda baru terealisasi Rp7,4 triliun atau 6,97 persen dari pagu Rp106,05 triliun.
Anggaran bagi UMKM baru terealisasi Rp30,21 triliun atau 24,47 persen dari pagu Rp123,47 triliun. Pembiayaan korporasi baru terealisasi 0 persen dari target Rp53,57 triliun. Insentif dunia usaha baru terealisasi Rp16,2 triliun atau 13,43 persen dari pagu Rp120,61 triliun.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Gilang Ramadhan