Menuju konten utama

Spesifikasi Sriwijaya Air SJ 182 Boeing 737-500 yang Jatuh di Laut

Sriwijaya Air SJ-182 Boeing 737-500 adalah pesawat untuk penerbangan jarak pendek hingga menengah.

Spesifikasi Sriwijaya Air SJ 182 Boeing 737-500 yang Jatuh di Laut
Pesawat Sriwijaya Air saat lepas landas di Bandara Rendani Manokwari, Provinsi Papua Barat, beberapa waktu lalu. (FOTO ANTARA/Toyiban)

tirto.id - Boeing 737-500 adalah tipe pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang kontak saat berada di udara dengan rute Jakarta-Pontianak. Pesawat tipe ini biasanya digunakan untuk penerbangan jarak pendek dan menengah.

Pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ 182 tersebut hilang kontak 9 Januari 2021 pukul 14.40 WIB. Diperkirakan lokasi jatuhnya ada di sekitar Pula Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu.

Pesawat dengan nomor registrasi PK CLC itu berangkat dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, dan hilang kontak di posisi 11 nautical mile di utara bandara. Ada 50 penumpang dan 12 awak kabin yang ikut dalam penerbangan ini.

“Total penumpang 50 orang yang terdiri dari 40 orang dewasa, tujuh anak-anak dan tiga bayi ditambah 12 kru,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, seperti dikutip dari laman Antara News.

Sriwijaya Air SJ 182 menggunakan jenis pesawat Boeing 737-500. Mengutip dari laman Airliners, 737-500 adalah pesawat untuk penerbangan jarak pendek hingga menengah. Pesawat ini merupakan yang terpendek dan terkecil dari generasi kedua dari keluarga 737-300/-400/-500 dan yang paling akhir dikembangkan.

Boeing 737-500 ditenagai oleh turbofan CFM Internasional CFM56s, dalam hal ini 82,3kN (18.500 lb) CFM563B1s atau 89.0kN (20.000 lb) CFM56-3C-1s.

Boeing juga menawarkan versi untuk jarak jauh dengan tambahan tangki bahan bakar dan peningkatan pada mesin. Panjang pesawat adalah 31,01 meter, yang setara dengan 737-200 yaitu 30,53 meter.

Pesawat 737-500 pertama kali terbang 30 Juni 1989. Selanjutnya, FAA memberikan sertifikasi pada 12 Februari 1990. Daya tarik 737-500 adalah lebih besar dari armada 737-400 atau pun 737-300, dan merupakan pengembangan seri 737-300.

Kecepatan jelajah maksimumnya 912 kilometer per jam dan kecepatan ekonomisnya yaitu 795 kilometer per jam. Boeing 737-500 memiliki jangkauan standar saat dipenuhi penumpang mencapai 2.815 kilometer. Jika bobot kotornya lebih tinggi lagi dan penuh dengan penumpang, jarak tempuhnya bisa mencapai 4.444 kilometer.

Dimensi pesawat komersil tersebut yaitu rentang sayap 28.88 meter, panjang 31.01 meter, dan tinggi 11.13 meter. Area sayapnya memiliki luas sekitar 105.4 meter persegi.

Sementara untuk kapasitas penumpang, Boeing 737-500 memiliki 108 kursi dengan dua tipe kelas, yaitu kelas pertama (first class) sebanyak 8 kursi dan kelas ekonomi 100 kursi.

Namun apabila hanya dijadikan satu kelas tunggal, maka dapat menampung sampai 132 kursi, dengan ukuran kursi 76 centimeter. Selain itu, ada tambahan dua kursi yang disediakan khusus untuk pramugari.

Pesawat Beoeing 737-500 mulai diproduksi pada akhir 1998. Penjualannya mencapai 3987 armada dan sebagian besar sudah diantar ke pembeli.

Menengok sejarah untuk jenis 737, Boeing awalnya perusahaan yang identik dengan pesawat jet multi mesin besar. Saat Boeing membuat pesawat komersial dengan mesin twinjet terbaru, yaitu jenis 737, dengan cepat dijuluki sebagai "Bayi Boeing" (Baby Boeing).

Jenis 737 merupakan pesawat baru dan diproduksi pada Pabrik 2 Boeing Field, di Seattle, Amerika Serikat. Di area tersebut juga menjadi tempat produksi B-17 Flying Fortress, B-52 Stratofortress dan jet swept wing XB-47 Stratojet.

Pada 17 Januari 1967, 737 yang pertama mulai diperkenalkan ke dunia. Mengutip dari laman Boeing, pada peluncuran tersebut turut dihadiri pramugari dari 17 maskapai penerbangan yang telah memesan pesawat baru. Dan, 737 terus berkembang sampai sekarang.

Baca juga artikel terkait SRIWIJAYA AIR JATUH atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Teknologi
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Dipna Videlia Putsanra