Menuju konten utama

Skytrain di Bandara Soetta Mulai Beroperasi Juni 2017

Skytrain atau kereta tanpa pengemudi yang menghubungkan antar terminal di Bandara Internasional Soekarno-Hatta akan mulai beroperasi pada Juni 2017.

Skytrain di Bandara Soetta Mulai Beroperasi Juni 2017
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kedua kanan) Menteri BUMN Rini Soemarno (kedua kiri) Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin (kanan) dan Dirut PT. Kereta Api Indonesia Edi Sukmoro (kiri) meninjau Proyek pembangunan Kereta Bandara di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (4/11). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal.

tirto.id - Bandara Internasional Soekarno-Hatta Tangerang Banten akan memiliki Automated People Mover System (APMS) moda transportasi antarterminal berbasis kereta tanpa pengemudi (driverless) atau Skytrain mulai beroperasi Juni 2017.

Head of Corporate Secretary & Legal Bandara Soeta Agus Haryadi di Tangerang, Rabu (8/2/2017), mengatakan, operasinya menggunakan satu trainset yang terdiri dari dua kereta dengan kapasitas total menampung 176 orang untuk perpindahan penumpang pesawat atau pengunjung bandara dari Terminal 2 ke Terminal 3 maupun sebaliknya.

"Sementara untuk Skytrain akan beroperasi penuh dengan tiga trainset berkapasitas total 528 orang yang menghubungkan Terminal 1, Terminal 2, Terminal 3 dan integrated building pada Agustus 2017," katanya, seperti dikutip dari Antara.

President Director PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan, untuk mengoptimalkan pelayanan yang diberikan, Headway Skytrain telah dicanangkan waktu tempuh lima menit dari Terminal 1 ke Integrated Building. Sedangkan dari Terminal 2 ke Terminal 3, akan ditempuh dalam waktu tujuh menit.

Kemudian, untuk memberikan informasi jadwal atau waktu kedatangan Skytrain, telah disiapkan aplikasi Indonesia Airport yang dapat diakses melalui smartphone.

"Sejalan dengan upaya menjadikan Bandara Internasional Soekarno-Hatta sebagai bandara transit, Skytrain ini jelas akan mempermudah perpindahan penumpang pesawat antara Terminal 1, Terminal 2, dan Terminal 3," ujar Muhammad Awaluddin.

Adapun nilai investasi Skytrain ini mencapai Rp 950 miliar yang terdiri dari investasi pengadaan trainset dan investasi pembangunan infrastruktur.

Pengadaan trainset Skytrain beserta teknologi di dalamnya disiapkan oleh PT LEN Industri (Persero) dan Woojin asal Korsel dengan nilai investasi yang dikeluarkan PT Angkasa Pura II (Persero) sebesar Rp 530 miliar.

Adapun Skytrain ini dilengkapi sistem automated guideway transit (AGT) dengan ban karet yang dilengkapi pengarah dan berpenggerak sendiri atau self propelled. Kecepatan operasi Skytrain ini dapat mencapai 60 km/jam.

Untuk pembangunan infrastruktur seperti jalur dan terminal Skytrain, PT Angkasa Pura II (Persero) berinvestasi sebesar Rp 420 miliar dan pembangunannya dilakukan oleh KSO antara PT Wijaya Karya dan PT Indulexco.

"PT Angkasa Pura II bangga dapat bersinergi dengan BUMN lainnya yakni PT LEN Industri dan PT Wijaya Karya dalam menghadirkan Skytrain ini. Karena membawa Bandara Internasional Soekarno-Hatta ke level yang lebih tinggi sekaligus menjadikan sektor kebandarudaraan nasional berada di era baru," tambah Awaluddin.

Keberadaan Skytrain akan melengkapi fasilitas terkait moda transportasi lainnya seperti kereta bandara yang menghubungkan secara langsung Jakarta dengan Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Perlu diketahui, moda tersebut masih dalam tahap pembangunan dan diharapkan pada pertengahan tahun sudah dapat dioperasikan.

PT Angkasa Pura II (Persero) menargetkan Bandara Internasional Soekarno-Hatta dapat meraih sertifikat Bintang 5 Skytrax yang salah satunya didukung dengan pengoperasian Skytrain dan kereta bandara.

"Melalui Skytrain dan kereta bandara diharapkan volume kendaraan bermotor di akses bandara maupun di kawasan bandara akan berkurang sehingga arus lalu lintas dapat lebih lancar," katanya.

Baca juga artikel terkait KERETA BANDARA atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Maya Saputri
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri