tirto.id - Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental maka aktivitas Gunung Merapi dinyatakan dalam tingkat aktivitas waspada, meski untuk hari ini terpantau nihil letusan. Hal ini disampaikan laporan harian Pusdalops BPBD DIY melalui rilis yang disampaikan hari ini, Sabtu (26/5/2018).
Sebelumnya Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Hanik Humaida menyebutkan letusan Gunung Merapi yang terjadi pada 21 Mei 2018 lebih didominasi unsur magmatik dibandingkan dengan letusan sebelumnya yang terjadi pada 11 Mei 2018, Jumat (24/5/2018).
Berdasarkan analisis laboratorium BPPTKG, sampel dari letusan 21 Mei tersusun atas komponen magmatik dan bersifat lebih asam daripada material yang diletuskan pada 11 Mei.
"Melihat kondisi Merapi terkini maka tingkat aktivitas masih dalam kondisi Waspada [Level II)," kata Hanik.
Ia mengatakan, radius 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi harus bebas dari aktivitas penduduk karena ada ancaman lontaran pasir, kerikil, dan batu apabila terjadi letusan.
BPBD DIY saat ini masih melakukan pemantauan situasi dan kondisi di wilayah lereng Gunung Merapi sebelah timur, tengah dan barat, melakukan uji coba perangkat komunikasi eLTE, melakukan pemetaan dan pendataan pengungsi, warga lereng Merapi serta memberi imbauan terkait dengan kondisi terakhir Gunung Merapi.
Menurut imbauan BPBD DIY, aktivitas penduduk tidak diperbolehkan dalam radius 3 km dari puncak. Penduduk yang tinggal dan beraktivitas di luar 3 km diharap menggunakan masker untuk mengantisipasi dampak dari abu letusan.
Selain itu, penutupan beberapa obyek wisata dalam Kawasan TNGM yakni kawasan pendakian Gunung Merapi, Tlogo Muncar dan Tlogo Nirmolo, Kaliurang-Pakem, Panguk dan Plunyon, Kaliurang-Cangkringan.
BPBD DIY mengimbau masyarakat tidak perlu gelisah dan mematuhi instruksi petugas yang ada di lapangan. Terkait situasi terkini Gunung Merapi bisa dipantau di akun-akun media terpercaya seperti BPPTKG, BPBD DIY, BPBD Kabupaten Sleman dan lembaga resmi kebencanaan.
Menanggapi informasi dari Balai Taman Nasional Gunung Merapi pada 24 Mei 2018, tentang informasi monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) yang berada di lahan masyarakat belakang kantor Balai TN Gunung Merapi, disimpulkan bahwa monyet yang dijumpai tersebut belum bisa dijadikan indikasi reaksi satwa terhadap peningkatan aktivitas Merapi. "Jika terindikasi ada pergerakan satwa dari kawasan TN Gunung Merapi akan disampaikan lebih lanjut."
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri