Menuju konten utama

Sinopsis Film Sand Storm: Perempuan di Tengah Budaya Patriarki

Film Sand Storm berkisah tentang perempuan di tengah budaya patriarki, berikut sinopsisnya. 

Sinopsis Film Sand Storm: Perempuan di Tengah Budaya Patriarki
Sand Storm. foto/Netflix

tirto.id - Sand Storm merupakan film asal Israel garapan sutradara Elite Zexer yang juga merangkap sebagai penulis naskah. Film yang pertama kali rilis di Festival Film Sundace pada 25 Januari 2016 sudah bisa disaksikan di layanan streaming Netflix.

Film ini dibintangi oleh Lamis Ammar, Ruba Blal, Hitham Omari, Khadija Al Akel, dan Jalal Masrwa. Berdurasi 1 jam 27 menit, film ini menceritakan kehidupan perempuan di tengah budaya patriarki yang kental.

Sand Storm telah mendapat berbagai penghargaan, seperti perwakilan Israel sebagai Film Berbahasa Asing Terbaik (Oscar) di Academy Awards ke-89, film terbaik di Ophir Awards (2016), dan memenangkan Grand Jury Prize dalam World Cinema Dramatic (2016).

Di situs IMDb, film ini mendapat rating sementara 6,8 dari 10 poin berdasarkan 3.211 penilaian. Sementara di situs Rotten Tomatoes, film Sand Storm mendapat skor 93 persen dari penilaian tomatometer dan 78 persen dari penilaian audiensnya.

Sinopsis Film Sand Storm (2016)

Kisah ini berlatar di desa Badui, Israel Selatan. Pada awal cerita, Jalila (Ruba Blal) sedang mempersiapkan pesta pernikahan kedua bagi suaminya, Sulaiman (Hitham Omari).

Meskipun Jalila nampak menyambut dan menerima kehadiran istri kedua Sulaiman, tetapi kebahagiaan sama sekali tidak tergambar di wajahnya.

Namun, Jalila tetap mempersiapkan segala sesuatu untuk pernikahan Sulaiman. Mulai dari mendekor tempat berlangsungnya pesta, hingga mempersiapkan kamar pengantin untuk suami dan istri barunya.

Saat mempersiapkan kamar pengantin, Jalila dibantu oleh putri sulungnya bernama Layla (Lamis Ammar). Jalila tidak sengaja menyenggol tepian ranjang hingga membuat bajunya sobek. Sayangnya, Jalila tidak punya banyak waktu untuk berganti pakaian karena rombongan pengantin akan segera tiba.

Akhirnya Jalila menukar pakaiannya dengan baju yang dikenakan Layla. Sementara Layla menyempatkan diri untuk ke rumahnya dan berganti pakaian.

Masalah muncul saat ponsel milik Layla tertinggal di saku bajunya yang dipakai Jalila. Di tengah pesta pernikahan yang berlangsung, ada panggilan masuk di ponsel Layla. Jalila yang merasakan getaran ponsel di saku baju yang dikenakannya lantas mengangkat panggilan tersebut.

Panggilan itu ternyata berasal dari kekasih Layla yang juga merupakan teman kampusnya. Mengetahui hal tersebut, Jalila marah kepada Layla. Jalila mengatakan, tidak seharusnya Layla dekat dengan laki-laki di luar sana. Diizinkan untuk kuliah bukan berarti memberinya hak untuk dekat dengan siapa saja.

Jalila masih merahasiakan hal tersebut dari Sulaiman, karena setelah pesta pernikahan, Sulaiman pergi berbulan madu dengan istri keduanya.

Di tengah suasana hatinya yang tidak begitu baik karena pernikahan kedua suaminya, Jalila justru melampiaskan kekesalan tersebut pada putrinya. Jalila melarang Layla untuk berhubungan dengan kekasihnya, bahkan melarangnya pergi ke kampus.

Namun, Layla mengabaikan perkataan ibunya dan tetap pergi ke kampus. Di sana dia bertemu dan berbicara pada kekasihnya, Anwar (Jalal Masrwa). Menanggapi permasalahan itu, Anwar menawarkan diri untuk menemui ayah Layla dan meminta izin untuk menikahinya.

Layla berpikir ayahnya akan berada di pihaknya dan mendukungnya seperti yang selama ini Sulaiman lakukan.

Setelah Sulaiman kembali, Anwar kemudian menemuinya. Alih-alih mendapatkan restu, Anwar justru diberi tahu bahwa Layla akan dijodohkan dengan laki-laki pilihan Sulaiman.

Sementara itu, meskipun Jalila tidak merestui jalinan hubungan antara Layla dan Anwar, tetapi ia juga tidak menyetujui perjodohan yang direncanakan Sulaiman. Jalila merasa putri sulungnya adalah gadis yang cantik dan pintar. Ia tidak ingin Layla dinikahkan atas keinginan ayahnya.

Akankah perjodohan akan tetap dilanjutkan? Saksikan kisah selengkapnya dalam film Sand Storm yang dapat ditonton di Netflix.

Baca juga artikel terkait SAND STORM atau tulisan lainnya dari Shulfi Ana Helmi

tirto.id - Film
Kontributor: Shulfi Ana Helmi
Penulis: Shulfi Ana Helmi
Editor: Alexander Haryanto