Menuju konten utama

Sinopsis Film Girl Dorm: Misteri Departemen Penelitian Radiologi

Sinopsis Girl Dorm, film Mandarin yang mengisahkan misteri di Departemen Penelitian Radiologi.

Sinopsis Film Girl Dorm: Misteri Departemen Penelitian Radiologi
Poster Film Girl Dorm. FOTO/IMDb

tirto.id - Film Mandarin Girl Dorm atau Shao nu su she bergenre misteri thriller yang dirilis pada tanggal 15 Maret 2019.

Ditulis oleh Kai-Ping Cheung dan disutradarai oleh Cao Shangshui dan Pan Pan Yeung, film Mandarin ini dibintangi dua pemeran utama yaitu, Lin Chen sebagai Li Zhenxin dan Cao Yue sebagai Zhang Youmei.

Girl Dorm mendapat rating 6.1/10 di IMDb dan 6/10 di carifilms.

Sinopsis Girl Dorm:

Li Zhenxin (Lin Chen) adalah mahasiswa yang baru saja tiba di kampus barunya yaitu Universitas Chewlam (Universitas khusus putri).

Hasil ujiannya yang buruk mengharuskan Zhenxin menerima kenyataan bahwa Chewlam hanya satu-satunya Universitas yang mau menerimanya.

Karena jarak Universitas dan rumahnya jauh, Zhenxin tiba 2 hari lebih awal daripada mahasiswa lainnya. Hal ini membuat ibunya terus menelpon di sepanjang perjalanan.

Akan ada hari briefing untuk seluruh mahasiwa, namun belum ditetapkan secara pasti kapan hari briefing diadakan.

Sesampainya di Dorm, Zhenxin bertemu dengan pengurus dorm. Seorang wanita muda yang melayaninya dengan sinis. Bahkan pertanyaan-pertanyaan Zhenxin hanya dibalas dengan sepatah dua patah kata saja.

Zhenxin memilih kamar di lantai tiga. Ia berharap bisa memperoleh kamar yang tenang sehingga dia bisa belajar tanpa takut terganggu.

Benar saja, Zhenxin adalah satu-satunya penghuni kamar di lantai 3. Pemandangan sunyi dan ngeri terlihat di sepanjang koridor dorm.

Di kamarnya, Zhenxin menggabungkan dua ranjang menjadi satu karena tak kan ada siapa pun yang tidur di kamar itu. Ia menata barang-barangnya dan pergi ke luar untuk melihat-lihat fasilitas yang tersedia di dorm itu dipandu dengan sebuah buku.

Zhenxin pergi ke laundry room, gym room, hingga ke kamar mandi. Beberapa keanehan mulai terlihat. Zhenxin ternyata diikuti sesosok bayangan yang belum menampakkan wajahnya.

Kemudian, Zhenxin mengunjungi kantin. Di sana ia bertemu wanita tua, sang penjaga kantin. Seperti pengurus dorm sebelumnya, ibu penjaga kantin juga terlihat sangat sinis.

Zhenxin kembali ke kamarnya. Ketika ia sedang membaca buku di mejanya, ia melihat ada beberapa serangga terbang ke mejanya. Ia juga sempat menginjak serangga itu.

Kejadian aneh kembali lagi. Ada suara percakapan di ruangan samping kamarnya. Karena seharusnya Zhenxin adalah satu-satunya penghuni di lantai 3 tiga ini. Rasa ketakutannya pecah saat ibunya menelepon.

Keesokan harinya, Zhenxin menemui asisten dosen. Dia bertanya tentang jadwal briefing mahasiswa baru. Namun, sang asisten dosen yang juga sinis hanya menjawabnya dengan singkat.

Sang asisten dosen juga memberikan jaket universitas kepada Zhenxin.

Beberapa kali Zhenxin mendapat perlakukan yang sinis di Universitasnya. Semua orang berbicara dengan sinis dan menatapnya aneh.

Hingga suatu ketika Zhenxin menemukan seseorang di bawah tempar tidur di kamar samping kamarnya. Ia adalah Zhang Youmei (Cao Yue), mahasiswa Fisioterapi tahun kedua.

Alasan Youmei harus bersembunyi adalah dia tak memiliki uang sepeser pun untuk membayar sewa dorm. Tapi, rumahnya jauh dari kampus sehingga mau tak mau ia harus mencari tempat tinggal yang dekat.

Akhirnya Zhenxin memperbolehkan Youmei tinggal di kamar itu dan menjaga rahasia itu dari siapa pun.

Sosok Youmei yang ramah dan menyenangkan membuat Zhenxin tak kesepian lagi. Zhenxin juga memberitahukan alasannya memilih Jurusan Speech Therapy. Karena ia ingin dirinya lebih mampu berbicara dengan orang lain tanpa gugup.

Persahabatan mereka berjalan dengan baik, hingga suatu hari mereka melintasi gedung tanpa penghuni yaitu Departemen Penelitian Radiologi.

Sebenarnya Zhenxin sangat penasaran dengan gedung itu, namun Youmei selalu mengajaknya menghindar.

Beberapa kali mimpi buruk menyerang Zhenxin. Di gedung Penelitian Radiologi itu ia bertemu dengan Youmei dan orang-orang berpakaian hitam berkelakuan aneh. Namun, Youmei terus menyuruhnya pergi.

Mimpi buruk itu diceritakan pada Youmei. Kemudian Youmei menceritakan tentang hal yang pernah terjadi di kampus itu. Hal yang terjadi pada mahasiswa Departemen Penelitian Radiologi (termasuk dirinya).

Mimpi buruk terakhir ini adalah puncaknya. Zhenxin kembali ke gedung itu. Semua orang menyerangnya. Youmei membantu Zhenxin keluar dari gedung.

Sesampainya di luar, Youmei menceritakan yang sesungguhnya bahwa dirinya dan orang-orang tadi adalah sama. Mereka bukan manusia maupun hantu.

Namun, arwah-arwah penasaran yang mencari keadilan dengan mencari mahasiswa baru untuk membantu mereka.

Namun, Youmei akan mencoba menjelaskan kepada teman-temannya untuk tidak mengganggu Zhenxin lagi. Youmei menyuruh Zhenxin segera pergi dari sana dan jangan sampai kembali lagi.

Zhenxin berlari menuju kamarnya. Di kamar dia mendengar suara dari kamar sebelah.

Seperti pertemuannya dengan Youmei, Zhenxin mengira sosok di bawah tempat tidur adalah Youmei yang baik hati.

Dugaan Zhenxin salah besar. Youmei keluar dari bawah tempat tidur dengan wajah dan tubuh melepuh karena luka bakar (penyebabnya meninggal).

Youmei ingin menyerang Zhenxin. Seketika itu Zhenxin teriak dan tak sadarkan diri.

Ketika ia membuka mata, sudah ada dokter di sampingnya. Dokter menjelaskan tentang kondisi yang dialami Zhenxin. Awalnya tidak terjadi sesuatu yang menakutkan oleh Zhenxin.

Namun, beberapa kali dosen dan mahasiswa lainnya mendapati Zhenxin berbeda dari orang kebanyakan. Akhirnya dokter turun tangan.

Ternyata Ibu Zhenxin telah meminta pihak kampus untuk memberi perhatian lebih kepada putrinya. Zhenxin menderita trauma kejiwaan dan autis.

Hal ini yang membuatnya berhalusinasi memiliki teman bernama Youmei dan segala permasalahannya.

Dokter menjelaskan dengan perlahan dan akhirnya Zhenxin bisa menerimanya. Zhenxin kemudian hidup dengan lebih ceria di kehidupan kampusnya.

Baca juga artikel terkait SINOPSIS GIRL DORM atau tulisan lainnya dari Ita Kunnisa Aniyavi

tirto.id - Film
Kontributor: Ita Kunnisa Aniyavi
Penulis: Ita Kunnisa Aniyavi
Editor: Dhita Koesno