Menuju konten utama

Sinopsis Film Bumi Itu Bulat yang Tayang Bioskop 11 April 2019

Film Bumi Itu Bulat siap tayang 11 April 2019.

Sinopsis Film Bumi Itu Bulat yang Tayang Bioskop 11 April 2019
Poster film bumi itu bulat. FOTO/imdb

tirto.id - Film garapan Ron Widodo hasil kerja sama antara Inspira Picture dan GP Ansor berjudul Bumi Itu Bulat siap tayang 11 April 2019.

Bumi Itu Bulat merupakan film yang menggarisbawahi rasa saling peduli dan sikap bertoleransi antara umat beragama. Kehadiran film ini diharapkan mampu menyebarkan pesan positif melalui kisah persahabatan anak muda yang memiliki latar belakang berbeda.

Film ini bercerita tentang Rahabi (Rayn Wijaya) memiliki grup musik bernama Rujak Acapella yang terdari Hitu, muslim Ambon yang bercita-cita jadi Banser, Markus, seorang keturunan Tionghoa Kristen, Sayid, seorang muslim Muhammadiyah asal Minang dan Tiara gadis berhijab yang menyukai Rahabi.

Ayah Rahabi, Syamsul (Mathias Muchus) bekerja di Organisasi Milisi Islam yang dikenal sebagai Banser. Dia menghabiskan banyak waktu di organisasi sehingga jarang bersama keluarga. Akhirnya Rahabi mengambil alih tanggung jawab untuk membiayai adik perempuannya, Rara (Tissa Biani) dengan berusaha merilis album dan sukses.

Jalan itu mulai terbuka ketika Aldi (Arie Kriting), produser musik, menawarkan rekaman kepada mereka asalkan ada Aisha (Febby Rastanty).

Aisha sendiri adalah mantan penyanyi yang mundur karena sudah berhijrah. Demi mewujudkan impiannya, Rahabi pun rela melakukan apa saja yang diperintahan oleh Aisha mulai dari mewawancarai Farah, dosen yang dipecat karena dituduh menyebarkan paham kebencian hingga masuk dalam organisasi radikal.

Awalnya Rahabi merasa tidak ada yang berbahaya dengan Aisha hingga keluarga dan keempat sahabat mencurigainya ikut terlibat dalam paham radikal. Kini Rahabi harus bisa mengambil sikap tegas meski itu artinya dia harus mempertaruhkan impian.

Sebagian orang mungkin akan menganggap bahwa film ini memiliki isu yang sangat sensitif, apalagi tentang ajaran radikal. Di sini juga digambarkan bahwa Aisha memiliki pandangan yang berbeda tentang Islam dibandingkan dengan teman-teman sebayanya. Bagi Aisha, jika ada orang yang memiliki kepercayaan berbeda dengannya wajib untuk dijauhi.

Aisha juga berusaha meyakinkan Rahabi untuk berhijrah dengannya dan meninggalkan segala urusan dunia. Bagi Rahabi apa yang disampaikan oleh Aisha memang tidak salah, hanya saja dia merasa bahwa perbedaan bukanlah alasan untuk saling bermusuhan.

Masalah yang terjadi antara Rahadi dan Aisha banyak ditemui di kalangan anak muda saat ini sehingga meningkatkan nilai-nilai intoleran. Meski demikian, film ini sama sekali tidak memojokkan aliran atau kepercayaan tertentu dan juga tidak menyalahkan ataupun membenci paham tertentu.

Semua perbedaan yang ada mulai dari pandangan, suku serta agama dijadikan kekuatan untuk sama-sama membangun Indonesia, bahwa perbedaan sebenarnya bukanlah alasan untuk saling membenci dan menciptakan konflik.

Film Bumi Itu Bulat menampilkan aktris senior Christine Hakim, komika Arie Kriting, dan desainer Jenahara Nasution.

"Sebuah film yang harus ditonton," kata seorang akademisi Kamaruddin saat dihubungi di Jakarta, Kamis (4/4/2019).

Film Bumi Itu Bulat juga mengangkat isu pandangan atau primordialisme etnis dan keagamaan yang ditarik ke ranah politik praktis sehingga menciptakan polarisasi dalam masyarakat.

Mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu menuturkan masyarakat Indonesia dapat belajar dan mengambil hikmah dari film "Bumi Itu Bulat" menyusul kecenderungan masyarakat yang terpolarisasi menjelang pemilihan umum 2019.

Cendekiawan muslim itu menilai film yang digarap kerja sama antara Inspiration Picture, Astro Shaw, Gerakan Pemuda (GP) Ansor, dan Ideosource Entertainment itu dapat memperkuat bangsa Indonesia.

"Film, selain merupakan sebuah hiburan, bisa juga sebagai sarana persatuan. Lewat film seperti itu, masyarakat akan mudah menyerap pesan arti penting persahabatan dan persatuan," ujar Komaruddin.

Baca juga artikel terkait SINOPSIS FILM

tirto.id - Film
Sumber: Antara
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Dipna Videlia Putsanra