tirto.id - Mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak dikabarkan akan meninggalkan Kuala Lumpur buat berlibur di Indonesia, Sabtu (12/8/2018). Najib bakal berlibur bersama istrinya Rosmah Mansor dengan menaiki pesawat jet bernomor PK-RJX.
Dilansir Malaysiakini, Najib akan terbang dengan naik pesawat jet carteran dari Bandara Subang, Kuala Lumpur International Airport menuju Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta pada pukul 06.00 waktu setempat dan dijadwalkan tiba pukul 10.00.
Sumber Malaysiakini menyebutkan pemimpin koalisi Barisan Nasional itu ingin berlibur di negeri jiran selama dua hari dan kemudian kembali ke Malaysia.
Meski begitu, pesawat jet PK-RJX ternyata sudah berada di Indonesia sejak Jumat (11/8/2018). Informasi ini disampaikan Markus Cheng, salah seorang warga Malaysia saat berbincang dengan Tirto. Cheng menelusuri radar pesawat yang akan ditumpangi Najib Razak. Ia memperlihatkan manifes pesawat yang datang ke Bandara Halim Perdanakusuma berdasarkan manifes radar penerbangan dari laman flightraware.com.
Dalam laman itu dituliskan pesawat sudah mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma Jumat siang, sekitar pukul 13.00 WIB. Ini berbeda dengan sejumlah foto yang dirilis terkait rencana keberangkatan Najib Razak sebelumnya.
Laman itu juga mencatat pesawat jet PK-RJX bolak balik Bandara Subang-Bandara Halim pada Jumat kemarin. Pesawat terbang ke Bandara Subang sekitar pukul 07.59 WIB dari Bandara Halim. Kemudian terbang dari Bandara Subang sekitar pukul 12.15 GM+8 ke Bandara Halim. Sementara untuk perjalanan hari ini, laman tersebut tak mencatat ada aktivitas penerbangan dari pesawat tersebut.
Spekulasi ini dibantah Najib. Sekitar pukul 10.58 waktu Malaysia, Najib Razak memberitahukan dirinya masih berada di Malaysia lantaran imigrasi setempat tidak memberi izin untuk dirinya dan keluarga pergi meninggalkan Malaysia.
“Saya menghormati arahan tersebut dan akan bersama keluarga di negara ini,” ucap Najib Razak lewat akun twitter pribadinya.
Sempat Membuat Warga Marah
Rencana Najib berlibur ke Indonesia sempat membuat warga Malaysia marah. Reuters melaporkan puluhan orang mengadang kendaraan yang akan menuju ke Bandara Sultan Abdul Aziz Shah.
Aksi warga ini coba dicegah pasukan anti-huru hara. Meski begitu, tidak ada insiden kekerasan dalam aksi yang juga sempat disiarkan secara langsung di Facebook.
Kemarahan warga terhadap Najib dilatari skandal 1Malaysia Development Berhad (1MDB). Skandal ini mencuat pada 2016 lalu setelah dana 4,5 dolar AS hilang dari rekening 1MDB. Kasus 1MDB pada dasarnya merupakan kasus dugaan penyelewengan dana yang diperoleh oleh lembaga tersebut untuk kepentingan pribadi Najib Razak dan orang-orang terdekatnya.
Kemarahan ini pula yang membuat Najib Razak kalah dalam Pemilu Raya Malaysia. Ia harus tersingkir dari kursi Perdana Menteri saat berhadapan dengan oposisi yang dipimpin bekas mentornya Mahathir Mohamad, dan kini tergabung dalam Pakatan Harapan.
Skandal 1MDB
1MDB memiliki fungsi untuk menghimpun dana-dana pembiayaan proyek-proyek infrastruktur Malaysia. Situs http://1mdb.com.my mencatat dua megaproyek yang tengah dilaksanakan oleh lembaga ini: pembangunan pusat ekonomi seluas 70 acre, Tun Razak Exchange, dan pembangunan kompleks real-estate seluas 486 acre, Bandar Malaysia. Kedua kompleks ekonomi itu terletak di Kuala Lumpur dan hanya berjarak tiga kilometer.
Metode penghimpunan dana yang lazim digunakan oleh 1MDB di antaranya penjualan obligasi, pembentukan joint venture, kerja sama foreign direct investment, hingga penjualan aset negara. Lembaga-lembaga internasional yang terlibat dengan 1MDB antara lain Goldman Sachs (penjualan obligasi 1MDB senilai 6,5 miliar dolar AS pada 2009), PetroSaudi International Limited (pembentukan joint venture senilai 2,5 miliar dolar AS pada 2009), Abu Dhabi Future Energy Company (kerja sama pengembangan energi alternatif pada 2010) dan China General Nuclear Power Group (penjualan aset-aset energi seharga 2,3 miliar dolar AS pada 2015).
Kecurigaan akan penyelewengan dana mulai mengemuka saat 1MDB disebut-sebut memiliki utang sebesar 14 miliar dolar AS pada 2015. BBC edisi Juli 2016 memberitakan, pada awal 2015, 1MDB gagal membayar sebagian utangnya kepada para pemegang obligasi dan bank-bank kreditor. Di sisi lain, proyek-proyek yang diklaim akan dibiayai melalui utang tersebut belum juga menunjukkan dampak ekonominya.
Strait Times edisi Juli 2016 mencatat, utang sebesar itu terjadi akibat peminjaman yang tidak terkendali sehingga akhirnya terakumulasi ke jumlah tersebut. Di sisi lain, modus penyelewengan juga dilakukan melalui penggelembungan nilai proyek atau obligasi.
Kasus 1MDB kembali mencuat saat Wall Street Journal memberitakan adanya aliran dana sebesar 700 juta dolar AS ke rekening pribadi Najib Razak dalam kurun waktu Maret-April 2013. Menurut laporan tersebut, dana itu berasal dari berbagai perusahaan cangkang di daerah-daerah tax haven seperti Cayman Island, Seychelles, dan British Virgin Island.
Najib Razak tentu saja menyanggah temuan ini. Ia berdalih, dana yang masuk ke rekeningnya berasal dari sumbangan “beberapa pihak di Timur Tengah”, meskipun ia menolak menyebutkan identitas pihak tersebut. Razak mengaku bahwa ia telah mengembalikan dana tersebut sebesar 620 juta dolar. Namun, Najib Razak tidak mengungkapkan kemana larinya sisa uang yang belum dikembalikan.
Aliran dana 1MDB dari luar negeri tidak hanya menghampiri Najib Razak. Beberapa orang terdekatnya seperti sang Riza Aziz (anak tiri Najib Razak), Jho Low (penasihat Najib Razak dan kawan Aziz), serta Rosmah Mansor (istri kedua Najib Razak), juga disebut-sebut turut menikmati cipratan dana 1MDB.
Riza Aziz bahkan ditengarai menggunakan aliran dana ini untuk mencukongi pembuatan film Wolf of Wall Street, yang ironisnya, bercerita tentang seorang pialang yang lihai memainkan celah sistem keuangan demi menangguk keuntungan.
Riza Aziz menggunakan dana 1MDB untuk menjalankan Red Granite Production, sebuah rumah produksi film yang dibangunnya di Holywood. Selain itu, Strait Times edisi Juli 2016 membeberkan beberapa aset yang dibeli dari dana 1MDB. Aset-aset tersebut di antaranya Hillcrest House di Beverly Hills (senilai 15 juta dolar AS), Walker Tower Penthouse (50,9 juta dolar AS), jet pribadi tipe Bombardier (35,4 juta dolar AS), lukisan Saint-Georges Majeur oleh Claude Monet (35 juta dolar AS), hingga untuk membiayai film Wolf of Wall Street (sekitar 100 juta dolar AS) dan akuisisi perusahaan musik EMI Music Publishing Group Nort America Holding (106,7 juta dolar AS).
Penulis: Mufti Sholih
Editor: Mufti Sholih