tirto.id - Liverpool, Manchester City, dan Tottenham Hotspur masih berada di jalur yang benar untuk memperebutkan gelar Premier League 2018-2019. Akhir pekan lalu, ketiga tim itu berhasil meraih angka penuh.
Pada Sabtu (9/2/19), di Stadion Anfield, Liverpool menang 3-0 atas Bournemouth. Sedangkan di Stadion Wembley, London, Tottenham mengandaskan perlawan Leicester City dengan skor 3-1. Satu hari setelahnya, Minggu (10/2/19), Manchester City pesta gol di Stadion Etihad, Manchester. Anak asuh Pep Guardiola itu membantai Chelsea 6-0.
Hasil tersebut membuat Manchester City menjadi penguasa klasemen Premier League. Mengumpulkan jumlah angka yang sama dengan Liverpool, 65, mereka unggul selisih gol. Namun, Liverpool masih mempunyai peluang besar untuk kembali menggeser posisi City dari posisi puncak. Soalnya The Reds menyimpan satu pertandingan lebih banyak dari City.
Sementara Tottenham Hotspur tertinggal 5 angka di belakang juara satu dan dua. Namun jumlah pertandingan mereka sama dengan Liverpool. Itu artinya, anak asuh Mauricio Pochettino tersebut masih mempunyai cukup modal untuk meramaikan persaingan.
Lantas, dari tiga tim tersebut, tim mana yang paling berpeluang untuk meraih gelar?
Jadwal Padat City, Pertandingan Berat Liverpool dan Spurs
“Setelah melawan Newcastle, kami saling berbicara satu sama lain. Lantas berdiri di depan cermin dan berusaha menerima kenyataan. Setelah itu kami bekerja keras, melangkah maju.”
Pep Guardiola berkata demikian setelah Manchester City berhasil mengalahkan Chelsea 6-0. Ia tentu tak asal bicara. Setelah mengalami malam yang buruk di Newcastle, City memang langsung bangkit dengan cara mengagumkan. Tidak hanya menang, mereka juga tampak seperti sebuah tim dari dunia lain bagi Arsenal, Everton, maupun Chelsea.
Jika melihat penampilan sempurna dalam tiga pertandingan terakhir, City akan sulit dikalahkan oleh lawan-lawannya. Namun, padatnya jadwal pertandingan bisa jadi membuat anak asuh Pep Guardiola itu tergelincir.
Selain di Premier League, City juga masih harus tampil di EFL Cup, Piala FA, serta Liga Champions Eropa.
Dibandingkan dengan Liverpool dan Totteham Hotspur, jadwal pertandingan yang masih harus mereka jalani jauh lebih padat.
Apablia semuanya lancar, Manchester City masih harus menjalani 22 pertandingan, dengan rincian: 11 pertandingan Premier League, 1 laga final EFL Cup, dan 7 pertandingan Liga Champions. Bandingkan dengan Tottenham Hotspur maupun Liverpool: mereka hanya akan melangsungkan 19 pertandingan (12 pertandingan Liga dan 7 pertandingan Liga Champions).
Tottenham Hotspur memang tidak memiliki jadwal pertandingan sepadat Manchester City. Walau demikian, setidaknya dalam kurun waktu sembilan hari, mereka akan melangsungkan tiga pertandingan berat.
Diawali dengan pertandingan melawan Chelsea di Premier League pada 27 Februari 2109, lalu Arsenal, kemudian langsung baku hantam dengan Borussia Dortmund pada pertandingan leg kedua babak 16-besar Liga Champions Eropa.
Sebagai tambahan, Spurs juga masih bermain tanpa Harry Kane, penyerang andalan mereka, setidaknya hingga bulan Maret 2019 nanti. Selain itu, mereka juga masih harus melawat ke markas Liverpool dan Manchester City.
Sementara Liverpool memang tidak bermasalah dengan jadwal pertandingan yang kelewat padat maupun cedera pemain. Namun, lawan yang masih harus mereka hadapi tak kalah menantang dari Spurs.
Selain masih harus menghadapi Spurs pada 31 Maret 2019 nanti, anak asuh Jurgen Klopp itu kudu melawat ke Old Trafford untuk bertanding melawan Manchester United pada 24 Februari 2019, juga Chelsea pada 13 April 2019.
Mental Juara City
Meski mempunyai jadwal yang lebih padat, Gary Neville, mantan pemain Manchester United, berpendapat bahwa Manchester City merupakan tim yang paling berpeluang meraih gelar Premier League.
Meski begitu ada syaratnya: “Manchester City memperlihatkan standar mereka akhir pekan lalu. Jika mereka ingin memenangi liga, mereka harus mampu menjaga standar permainannya setiap pekan agar mereka tidak boleh melakukan sedikit pun kesalahan.”
Menurut Neville, memenangkan gelar bukan hanya soal penampilan, melainkan juga tentang mental. Dari sana, ia menilai bahwa mental juara City lebih teruji dibandingkan Liverpool maupun Spurs. Terutama Liverpool, sebagai mantan tim terbaik Inggris, keinginan untuk meraih gelar yang sudah amat lama justru bisa menjadi beban ganda bagi para permainannya.
Di samping harus selalu bermain bagus, mereka juga mesti mampu menanggung ekspektasi.
Goyahnya mental Liverpool sendiri dapat dilihat ketika mereka hanya ditahan imbang 1-1 oleh Leicester dan West Ham United beberapa pekan lalu. Ahasil, Manchester City yang sebelumnya tertinggal 5 angka berhasil menyalip untuk sementara.
“Mereka [Liverpool] masih memiliki peluang, tapi menjadi semakin sulit pada akhir minggu ini,” kata Neville.
Sama seperti Liverpool, mental juara Tottenham Hotspur juga belum teruji. Meski begitu, mereka jelas siap membuat kejutan ketika Manchester City maupun Liverpool kehilangan fokus. Apalagi Spurs memiliki target jangka panjang, lebih senang menempatkan diri sebagai underdog pada perburuan gelar musim ini.
“Aku dapat melihat bahwa pada masa depan Tottenham akan memenangi sesuatu. Aku tidak tahu itu terjadi saat bersamaku atau tidak. Dalam satu tahun atau lima tahun ke depan,” kata Pochettinho pada Januari lalu.
Editor: Rio Apinino