Menuju konten utama

Serapan Produk IKM di Hospitality Industry Diharapkan Ada Regulasi

Saat ini belum ada regulasi yang mengatur soal persentase keterlibatan IKM dalam hospitality industry, seperti hotel, spa, dan sebagainya di Indonesia.

Serapan Produk IKM di Hospitality Industry Diharapkan Ada Regulasi
Aktivitas pengunjung di sebuah hotel di kawasan Malioboro, DI Yogyakarta, Selasa (13/12). ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah.

tirto.id - Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Gati Wibawaningsih memproyeksikan adanya kerja sama antara pelaku usaha hospitality industry dengan industri kecil menengah (IKM). Saat ini belum ada regulasi yang mengatur soal persentase keterlibatan IKM dalam hospitality industry, seperti hotel, spa, dan sebagainya di Indonesia.

Untuk menerapkan itu, dikatakan Gati perlu koordinasi dengan berbagai instansi pemerintahan, seperti Kementerian Pariwisata, Kementerian Perdagangan, hingga ke tingkat pemerintah daerah sebagai eksekutor.

Sementara ini, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Haryadi Sukamdani menyambut baik harapan pemerintah melalui Kemenperin. Namun, belum ada pembicaraan serius.

"Kami sudah bicara dengan pariwisata, tapi masih sekedar wacana saja. Kita akan bikin MoU agar PHRI produknya dari IKM. Nanti kita rekomendasikan informasi produk yang bagus," ucap Gati di Jakarta Convention Center pada Kamis (23/11/2017).

Jika ada kesepakatan kerja sama dan ditetapkan oleh regulasi, diharapkan IKM dapat memasok berbagai produk komoditas, mulai dari furnitur, amenities, handuk kimono, dan sebagainya. Saat ini, persentase jumlah produk IKM masuk ke hospitality industry masih rendah dengan sebagian besar dipasok oleh produksi asing.

"Kita siapin dulu datanya. Tahun depan paling enggak. Kita kan enggak bisa bikin kebijakan untuk bisa dinikmati semua orang, tanpa data," ujarnya.

Menurutnya, adanya regulasi kerja sama itu nantinya dapat mengerek target pertumbuhan 20 juta wisatawan pada 2019. Sebab, industri pariwisata berkaitan erat dengan hospitality industry, selain transportasi.

"Mensinergikan antara pemerintah asosiasi dan pelaku di hospitality industry untuk dapat penuhi target 20 juta wisatawan untuk 2019," ucapnya.

Sebanyak 139.404 unit IKM Indonesia dengan nilai investasi Rp5,8 triliun saat ini menurutnya dapat memenuhi pasokan ke hospitality industry.

Selain mendorong realisasi target pertumbuhan pariwisata, kerja sama serapan produk IKM akan semakin menguatkan perekonomian pelaku IKM sejalan dengan mendorong ekspor. Contohnya, target ekspor furnitur yang sebesar 2 miliar dolar AS pada tahun ini yang hanya tercapai 1,06 miliar dolar AS.

Pada 2018 ditargetkan nilai ekspor dapat mencapai 2 miliar AS dan pada 2019 sebanyak 2,5 miliar AS. Di komoditas furnitur ada tujuh tujuan negara utama ekspor, meliputi AS, Jepang, Cina, Korea, Australia, Saudi Arabia, Inggris. Adapun AS berkontribusi 40 persen dari ekspor furnitur Indonesia.

"Enggak sampai target pasar dunia karena pasarnya, faktor ekonomi dunia kurang bagus. Tapi, trennya ke depan lebih bagus. Makanya, kita galakan industri dalam negeri," ungkapnya.

Baca juga artikel terkait KEMENPERIN atau tulisan lainnya dari Shintaloka Pradita Sicca

tirto.id - Bisnis
Reporter: Shintaloka Pradita Sicca
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Yuliana Ratnasari