Menuju konten utama

Senjata Ganjar di Bidang Ekonomi: UMKM dan Pengembangan IT

Adu program dalam debat dinilai tidak akan mempengaruhi elektabilitas pasangan calon.

Senjata Ganjar di Bidang Ekonomi: UMKM dan Pengembangan IT
Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut satu Ganjar Pranowo-Taj Yasin dan pasangan nomor urut dua Sudirman Said-Ida Fauzia mengikuti Debat Terbuka Pilkada Jawa Tengah di Ballroom Hotel Patra, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (20/4/2018). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

tirto.id -

Malam ini pasangan Ganjar Pranowo-Taj Yasin akan kembali beradu argumen dengan Sudirman Said-Ida Fauziyah dalam debat calon gubernur dan calon wakil gubernur Jawa Tengah. Berbeda dengan debat sebelumnya yang mengangkat tema kesejahteraan sosial, tema debat ini malam mengangkat isu perekonomian dan birokrasi pemerintahan.

Dalam visi misi yang diserahkan ke KPUD Jawa Tengah pasangan Ganjar-Taj Yasin tampak begitu mengandalkan konsep pemerintahan bersih dan transparan untuk mewujudkan pelayanan publik efektif di Jawa Tengah. Mereka juga mengandalkan pembangunan ekonomi berbasis usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta kemajuan teknologi.

Mereka total memiliki empat misi yang dirangkum dalam visi "Membangun Jawa Tengah Sejahtera dan Berdikari: Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi."

Sebagai kandidat petahana, Ganjar agaknya akan memamerkan klaim prestasi yang ia toreh sejak menjadi Gubernur Jawa Tengah dari 2013 lalu. Singgungan mengenai persoalan ekonomi masyarakat Jawa Tengah sebenarnya telah muncul sejak debat pertama digelar 20 April lalu. Saat itu Ganjar dan Taj Yasin kerap ditanyai lawannya, Sudirman Said-Ida Fauziyah, mengenai kegagalan politikus asal PDI Perjuangan itu mencapai target penurunan angka kemiskinan.

Selama Ganjar menjadi gubernur, angka kemiskinan di Jawa tengah turun 2,21 persen dari 14,44 menjadi 12,23 persen. Yasin saat itu menjelaskan penurunan angka kemiskinan 2,21 persen sudah bagus dan lebih baik dibanding provinsi lain.

Untuk meningkatkan perekonomian warga Jawa Tengah, Ganjar kerap menyampaikan keinginannya agar masyarakat aktif berwirausaha di berbagai bidang.

Ia sempat menyebut keberadaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) vital untuk menumbuhkan ekonomi. Sebabnya, UMKM dipercaya mampu bertahan meski ada gejolak perekonomian global. Ganjar juga berkata pemerintahannya sudah cukup membantu keberadaan UMKM, salah satunya dengan penyediaan aplikasi berbasis Android dengan nama Sadewa Market.

"Aplikasi berbasis Android tersebut sudah mengakomodasi sekitar 800 pelaku UMKM se-Jateng, bahkan produk pertanian pun sudah ada aplikasi regopantes.com dan eragano.com," kata Ganjar dikutip dari Antara, 6 Februari lalu.

Memanfaatkan Kemajuan Teknologi

Dalam beberapa kesempatan, Ganjar sering berkata agar UMKM atau kegiatan ekonomi warga memanfaatkan kemajuan teknologi informasi (TI). Pemanfaatan didorong supaya warga Jawa Tengah memiliki daya saing.

Menurutnya, pemasaran produk UMKM melalui sistem daring bisa memperluas pasar. Perluasan itu juga bisa dilakukan untuk mendorong perekonomian warga yang bergerak di bidang pertanian atau pariwisata.

Ganjar sempat menyarankan agar masyarakat, khususnya yang tinggal di desa, aktif mengunggah potensi wilayahnya ke media sosial. Ia meyakini efektivitas iklan di medsos untuk mengundang wisatawan atau investor datang ke Jawa Tengah.

"Jangan lupa potensi desa itu diupload atau diunggah di media sosial, bisa menjadi promosi gratis yang nantinya orang akan tertarik ke sini," kata Ganjar dikutip dari Antara, 9 Februari lalu.

Fokus Ganjar terhadap pengembangan UMKM dan kegiatan ekonomi berbasis TI tercermin dari meningkatnya angka pengusaha mikro hingga menengah dalam lima tahun terakhir.

Berdasarkan data Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Provinsi Jawa Tengah, jumlah UMKM binaan di sana meningkat dari 80.583 pada 2012 menjadi 133.679 hingga 2017. Aset UMKM binaan di Jateng meningkat dari Rp6,81 miliar pada 2012 menjadi Rp26,24 miliar di 2017.

Omset mereka juga meningkat dari Rp18,97 triliun menjadi Rp49,24 triliun di periode yang sama. Pemprov Jawa Tengah mencatat keberadaan UMKM sudah menyerap tenaga kerja hingga 918.455 orang per 2017.

Berdasarkan data Indikator Makro Ekonomi Jawa Tengah per Januari 2018, ada 4,3 juta (25,16 persen) warga di provinsi itu yang bekerja di sektor pertanian. Pekerja terbanyak kedua di Jawa Tengah terdapat di sektor perdagangan yang mencakup 4,1 juta orang (24 persen).

Pada urutan ketiga, sektor industri menyumbang jumlah pekerja sebanyak 3,56 juta atau setara dengan 20,73 persen dari total angkatan kerja di Jawa Tengah. Total pekerja di Jawa Tengah berdasarkan sumber yang sama sebanyak 17,18 juta orang. Data itu terakhir diperbarui Agustus 2017.

infografik visi misi ganjar taj

Efektivitas Janji Ekonomi Kerek Elektabilitas

Menurut pengamat politik dari Universitas Diponegoro Teguh Yuwono, prioritas Ganjar-Yasin untuk membangun ekonomi dari UMKM dan pemanfaatan TI tak akan berdampak signifikan terhadap elektabilitasnya.

Menurutnya, debat publik kedua dengan tema ekonomi dan pelayanan publik hanya akan menjadi sarana untuk pemilih memantapkan pilihannya di Pilkada 2018. Teguh yakin debat putaran kedua tak akan mengubah tingkat keterpilihan Ganjar-Yasin.

"Dominasi Ganjar bukan karena rasionalitas kebijakan ekonomi UMKM, tetapi kedekatan psikologi politik. Debat tidak akan mengubah total pilihan yang sudah ada," ujar Teguh.

Argumen itu dimiliki Teguh karena ia menilai masyarakat Jawa Tengah masih termasuk golongan pemilih tradisional. Pengajar yang fokus di tema Politik Lokal itu menyebut, pemilih tradisional adalah warga yang mengedepankan ikatan emosional dan identifikasi kepartaian berbasis pertemuan langsung.

Pendapat berbeda disampaikan peneliti Institute For Development of Economics and Finance (INDEF) Nailul Huda. Menurutnya, janji pengembangan UMKM akan efektif menarik suara karena berkaitan dengan banyak hal.

"UMKM Jawa Tengah banyak berasal dari sektor industri pengolahan, pertanian, dan perdagangan. Tinggal fokus pengembangan di sisi yang mana, apakah permodalan, pemasaran, atau produksinya? Itu sangat krusial untuk meningkatkan potensi keterpilihan," ujar Huda.

Menanggapi keinginan Ganjar meningkatkan peran TI dalam peningkatan ekonomi warga, Huda berpendapat lain. Ia melihat kegiatan ekonomi berbasis TI hanya akan berdampak pada kelompok masyarakat yang bekerja dengan gelar pendidikan SMA ke atas.

Huda menganggap kebutuhan masyarakat Jawa Tengah adalah pengembangan pertanian berbasiskan agroindustri. Ia memandang penting pengadaan agroindustri karena melihat besarnya peran sektor pertanian terhadap keuangan Provinsi Jawa Tengah.

"Belum tentu untuk kegiatan ekonomi berbasis IT [efektif], yang kemungkinan tidak akan berdampak kepada masyarakat lulusan SD ke bawah [...] Namun jika penerapan IT difokuskan ke sektor pertanian saya kira sangat bagus, meski akan membutuhkan waktu lama untuk melihat hasilnya," ujar Huda.

Baca juga artikel terkait DEBAT PILGUB JATENG 2018 atau tulisan lainnya dari Lalu Rahadian

tirto.id - Politik
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Jay Akbar