Menuju konten utama

Selisih Cuma 1%, Debat Terakhir Bisa Menentukan Pilkada DKI

Debat final Pilkada DKI Jakarta putaran kedua akan digelar. Inilah kesempatan kedua pasangan calon untuk merebut para pemilih mengambang.

Selisih Cuma 1%, Debat Terakhir Bisa Menentukan Pilkada DKI
Anies Baswedan sedang menyampaikan pendapatnya pada Debat Pilgub DKI jelang putaran dua di Studio Mata Najwa, Senin (27/3). Tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Debat final Pilkada DKI Jakarta putaran kedua versi KPU akan segera digelar di Hotel Bidakara Jakarta, Rabu (12/4/2017) pukul 19.30 WIB. Debat akan berpengaruh terhadap dukungan pemilih di ibukota dalam Pilgub 19 April mendatang, apalagi saat ini hanya tersisa dua pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Tentang pengaruh debat terhadap elektabilitas calon, lembaga survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) sebelum Pilkada Putaran pertama digelar bahkan menyebut debat berpengaruh signifikan pada dukungan pemilih DKI Jakarta.

“Survei ini menemukan bahwa mayoritas warga (62%) mengaku menonton debat publik yang diselenggarakan secara resmi oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) pada 13 Januari 2017 lalu,”demikian sebut SMRC dalam rilis, 27 Januari 2017.

Signifikansi debat ini terbukti pada Pilkada DKI Jakarta putaran pertama kemarin. Setelah debat kedua pada 27 Januari digelar, hasil survei (2-8 Februari 2017) Indikator Politik Indonesia menunjukkan terjadi penurunan jumlah pemilih bimbang. Sebelum debat kedua tercatat ada 14,4 persen pemilih bimbang, dan usai debat jumlahnya turun menjadi 6,15 persen dari 1.000 orang yang dijadikan sampel.

Hasil serupa juga ditunjukkan dalam survei (28 Januari-2 Februari) Populi Center pasca-debat kedua. Jumlah pemilih bimbang turun menjadi 7,8 persen dibanding dalam survei setelah debat pertama sebesar 9,8 persen.

Sementara hasil poling Litbang Kompas yang dirilis pasca-debat kedua menunjukkan bahwa publik (responden) punya perhatian khusus terhadap penampilan pasangan calon. Dari skala 1 hingga 10, pasangan Ahok-Djarot mendapatkan skor 7,47 disusul Anies-Sandiaga mendapat skor 7,02, dan Agus Harimurti Yudhoyono- Sylviana Murni, mendapat skor 6,25.

Secara kasar ini hasil poling ini sejalan dengan hasil Pilkada putaran pertama versi C1 KPU. Ahok-Djarot unggul 42,96% (2.357.785 suara), Anies-Sandiaga 39,97% (2.193.530 suara), dan Agus-Sylviana 17,06% (936.461 suara).

Berebut Suara Mengambang Setelah Debat Final

Dengan kekalahan pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni pada Pilkada DKI putaran pertama, kedua pasangan akan berebut suara 17,06 persen—dengan acuan pemilih mengalihkan dukungan ke paslon lain. Ditambah lagi dengan para pemilih-pemilih baru yang baru saja terdaftar dalam daftar pemilih tetap.

Sebagaimana disampaikan dalam rekapitulasi DPT Pilgub DKI Jakarta pada Kamis 6 April, ada penambahan sekitar 109 ribu pemilih baru. Jumlah DPT pada putaran kedua adalah 7.218.254 sedangkan pada putaran pertama, jumlah DPT nya 7.108.589.

Artinya, ada sekitar 1 juta lebih suara yang akan diperebutkan kedua paslon.

Perebutan 1 juta suara ini sudah mulai menunjukkan gelagatnya. Dalam hasil survei terbaru SMRC pada 12 April—beberapa jam sebelum deba Rabu (12/4) malam nanti--elektabilitas Anies Baswedan-Sandiaga Uno dan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat hanya terpaut 1%.

Dalam pilihan kepada dua pasangan calon gubernur-wakil gubernur, Anies Baswedan-Sandiaga Uno mendapat 47,9% dukungan, sementara Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat 46,9%. Selisih keduanya hanya 1%. Yang belum tahu sekitar 5,2%.

"Selisih dukungan antara kedua pasangan hanya sekitar 1%. Ini tidak signifikan secara statistik. Namun begitu, trend dukungan pada masing-masing calon berbeda. Dalam sebulan terakhir, dukungan kepada Ahok-Djarot naik 3,1%, sementara Anies-Sandi turun 2,8%.," demikian SMRC menyebutkan.

Menurut SMRC, salah satu faktor yang menyebabkan perubahan dukungan adalah debat publik. Survei ini menemukan bahwa debat calon di tv berpengaruh terhadap pilihan. Hal ini terbukti ketika diadakan debat di Metro TV pada 27 Maret lalu. Saat itu, sekitar 45% warga menonton debat dan di antara yang menonton, mayoritas (63%) menilai Ahok unggul dari Anies.

"Karena unggul di debat, elektabilitas Ahok dalam sebulan terakhir cenderung naik. Sebaliknya Anies, karena tidak unggul dalam debat, elektabilitasnya cenderung sedikit menurun," sebut SMRC.

Namun SMRC mengakui bahwa dalam survei mutakhir, mereka melibatkan 800 orang dengan metodestratified systematic random sampling. Jumlah sampel yang dapat diwawancara secara valid sebanyak 446 responden dan data inilah yang dianalisis. Responden disurvei pada 31 Maret-5 April 2017 dan diwawancara secara tatap muka. Margin of error survei sebesar 4,7%.

Pendek kata, angka itu bisa berubah setelah debat nanti.

"Ketika survei ini dilakukan (31 Maret-5 April 2017), dukungan kepada masing-masing calon di bawah 50% dengan selisih sekitar 1%, dan masih ada sekitar 5.2% pemilih yang mengambang. Karena itu masing-masing calon masih punya peluang untuk menang. Perubahan secara signifikan pada pemilih masih sangat mungkin terjadi sampai pilkada diadakan 19 April 2017," demikian SMRC.

Dengan satu contoh hasil survei tersebut, kedua pasangan diduga kuat akan menampilkan performa terbaik pada debat malam nanti.

Baca juga artikel terkait DEBAT CAGUB DKI 2017 atau tulisan lainnya dari Agung DH

tirto.id - Politik
Reporter: Agung DH
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH