tirto.id - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Pertanian (Kementan) Hari Priyono menekankan pentingnya penyediaan data pangan karena tantangan penyediaan pangan ke depan cukup berat.
Kementerian Pertanian saat ini tengah mengembangkan sebuah sistem SMS center untuk memantau tanam padi harian dan memanfaatkan Citra Satelit Landsat-8 untuk memonitor fase tanaman padi di sawah untuk mempercepat peningkatan kualitas data terkait.
"Masalah pangan tidak terlepas dari data yang valid dan berkualitas. Kami tidak hanya bertugas menyediakan data, tetapi juga harus mampu menganalisis dan memprediksikan kecenderungan yang akan terjadi pada masa mendatang," kata Hari pada pembukaan Forum Komunikasi Statistik Pertanian, Rabu (6/4/2016).
Oleh karena itu, kata Hari, pengambilan kebijakan pangan perlu data yang akurat, cepat, dan objektif sehingga tidak terjadi kesalahan pengambilan keputusan yang bisa berakibat fatal bagi perekonomian sampai menurunkan tingkat kepercayaan publik pada pemerintah.
Menurut Priyono, tantangan ke depan dalam penyediaan pangan ialah fenomena perubahan iklim dan lingkungan ekstrem yang bisa mempengaruhi pola produksi panen.
Selain itu, di era global ini, produksi panen lokal harus mampu bersaing dengan negara lain. Saat ini banyak terlihat negara-negara produsen pangan berlomba-lomba mengekspor hasil produksinya ke Indonesia.
Dengan demikian, Priyono menyatakan data perkiraan iklim serta informasi daya saing produk di pasar global juga perlu dianalisis untuk membaca kedudukan Indonesia di pasar global. Saat ini, data perlu diolah dan disajikan secara lebih tepat, cepat, dan berkualitas.
Priyono mencontohkan pengambilan kebijakan tujuh bahan pangan strategis seperti padi, jagung, kedelai, tebu atau gula, daging sapi, cabai, dan bawang merah, serta empat komoditas ekspor yaitu karet, kopi, kakao dan kelapa sawit, dibutuhkan data detail level lapangan secara cepat (harian atau mingguan). Sementara itu, pada saat kritis panen raya ini, diperlukan data luas panen dan harga dua kali sehari. (ANT)