Menuju konten utama

Sejarah Hari Kesadaran tentang Kehilangan Pangan 29 September 2021

Sejarah Kesadaran Internasional tentang Kehilangan Pangan dan Pengurangan Limbah 29 September 2021.

Sejarah Hari Kesadaran tentang Kehilangan Pangan 29 September 2021
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana (kedua kiri) didampingi Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Pol Sugeng Hariyanto (kedua kanan) dan Wakil Walikota Tangerang Sachrudin (kanan) melakukan panen raya jagung di lahan ketahanan pangan di Jatiuwung, Tangerang, Banten, Kamis (19/11/2020). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal.

tirto.id - Hari Kesadaran Internasional tentang Kehilangan Pangan dan Pengurangan Limbah (International Day of Awareness on Food Loss and Waste Reduction) diperingati setiap tanggal 29 September di seluruh dunia.

Dikutip dari laman International Institute for Sustainable Development (IISD), Hari Kesadaran Internasional tentang Kehilangan Pangan dan Pengurangan Limbah 29 September ditetapkan untuk pertama kalinya oleh Majelis UMUM PBB pada tanggal 19 Desember 2019.

Untuk pelaksanaan peringatan Hari Kesadaran Internasional tentang Kehilangan Pangan dan Pengurangan Limbah pertama kali dilakukan pada tanggal 29 September 2020.

Pada tahun ini, peringatan tersebut juga akan dilakukan untuk yang kedua kalinya pada tanggal 29 September 2021. Peringatan International Day of Awareness on Food Loss and Waste Reduction diadakan serta difasilitasi oleh Organisasi Pangan dan Gizi PBB (FAO) bersama dengan Program Lingkungan PBB (UNEP).

Sejarah Hari Kesadaran Internasional Kehilangan Pangan dan Limbah

Latar belakang munculnya Hari Kesadaran Internasional tentang Kehilangan Pangan dan Pengurangan Limbah adalah terjadinya kehilangan dan tindakan pemborosan makanan di seluruh dunia. Selain itu, terjadinya peningkatan intensitas orang yang mengalami dampak kelaparan sejak 2014 di seluruh dunia.

Dikutip dari laman United Nations, sekitar 14 persen makanan yang diproduksi hilang antara panen dan ritel, sementara diperkirakan 17 persen dari total produksi pangan global terbuang (11 persen di rumah tangga, 5 persen di layanan makanan, dan 2 persen di ritel).

Adanya peringatan Hari Kesadaran Internasional tentang Kehilangan Pangan dan Pengurangan Limbah merupakan sebuah upaya untuk meningkatkan kesadaran pihak-pihak dalam sektor publik dan swasta supaya lebih memprioritaskan tindakan dan sikap yang lebih berkembang dalam mengurangi tingkat pemborosan makanan.

Kemudian, kesadaran dalam berbagai sektor juga dibutuhkan untuk mewujudkan pemulihan dan menciptakan pembangunan kembali ketahanan pangan yang lebih baik dan kuat. Selain itu, sikap tersebut juga akan mendorong pengurangan emisi gas rumah kaca, tekanan pada sumber daya tanah dan air.

Dikutip dari laman UNEP, sebuah koalisi para ahli dalam studi “Project Drawdon” yang berfokus pada solusi perubahan iklim, menempatkan pengurangan limbah makanan sebagai item tindakan No. 1 dari 80 sampai 87,45 gigaton pengurangan karbon. Sehingga, apabila tindakan untuk menghentikan pemborosan makanan dapat berjalan, maka 8 persen dari total emisi di seluruh dunia akan berkurang.

Salah satu tujuan jangka panjang dari peringatan Hari Kesadaran Internasional tentang Kehilangan Pangan dan Pengurangan Limbah sebenarnya adalah mencapai target SDG 12,3. Target tersebut adalah salah satu dari 17 tujuan pembangunan yang dicetuskan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 2015.

Pelaksanaan SGD 12 ditujukkan untuk memastikan beberapa hal seperti penggunaan sumber daya yang baik, peningkatan efektivitas energi, pembangun infrastruktur yang berkelanjutan, melakukan pengadaan akses layanan dasar, dan pemberlakuan pekerjaan yang ramah lingkungan untuk menciptakan kualitas hidup yang baik dalam semua sektor kehidupan. Adapun waktu yang direncanakan untuk mencapai target SGD 12,3, yaitu hingga tahun 2030.

Baca juga artikel terkait HARI KESADARAN PANGAN atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Dipna Videlia Putsanra