Menuju konten utama

SBMPTN CBT Aman dari Serangan Ransomware Wannacry

Penanggung Jawab Computer Based Test (CBT) Nasional, Tri Hanggono Achmad menjamin pelaksanaan SBMPTN berbasis komputer (CBT) aman dari serangan malware Ransomware jenis Wannacry.

SBMPTN CBT Aman dari Serangan Ransomware Wannacry
Menteri riset, teknologi, dan pendidikan tinggi (menristekdikti) m nasir (kiri) meninjau pelaksanaan ujian keterampilan seni rupa dan desain di its surabaya, jawa timur, rabu (1/6). Antara foto/moch asim.

tirto.id - Rektor Universitas Padjadjaran (Unpad) sekaligus Penanggung Jawab Computer Based Test (CBT) Nasional, Tri Hanggono Achmad menjamin pelaksanaan SBMPTN berbasis komputer (CBT) aman dari serangan malware Ransomware jenis Wannacry.

"Basic virus masuk ke windows, sedangkan kita menggunakan linux, jadi aman," ujar Tri di Kampus Institut Teknologi Bandung, Selasa (16/5/2017).

Tri menuturkan, dalam pelaksanaan SBMPTN 2017 pihaknya menggunakan pola ujian offline dan hanya tersambung dalam jaringan Lokal Area Network (LAN). Sehingga aman dari serangan malware yang telah menyerang komputer lebih dari 100 negara.

"Tidak online, membuat hal itu (serangan malware) tidak akan terjadi," katanya.

Untuk itu, ia meminta seluruh pihak untuk tetap tenang serta tidak khawatir akan diretasnya data ujian SBMPTN. Selain itu, kepada para peserta untuk tetap fokus dalam mengisi soal ujian dan tidak terpengaruh.

"Aman, tidak akan terganggu (malware) Wannacry," katanya.

Sementara itu, peserta yang mengikuti ujian berbasis komputer atau CBT di Panlok 34 Bandung sendiri berjumlah 2.455 orang dan terbagi dalam dua sub Panlok. Untuk di sub Panlok Bandung berjumlah 2.355 peserta, dan di sub Panlok Tasikmalaya berjumlah 100 orang.

Panitia lokal (Panlok) 34 Bandung akan mendiskualifikasi bagi peserta yang tertangkap tangan melakukan kecurangan saat pelaksanaan ujian Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2017.

"Ya kalau ketahuan ujian secara langsung secara otomatis akan didiskualifikasi," ujar ketua Panlok 34 Bandung Ari Bainus di di Kampus Institut Teknologi Bandung, Selasa (16/5/2017).

Di tempat yang sama, Sekretaris Eksekutif I Panlok 34 Bandung, Asep Gana Suganda mengatakan, pihaknya akan melakukan pengecekan secara fisik guna menghindari adanya alat-alat selain keperluan ujian masuk ruangan.

"Kemungkinan akan kita pemeriksaan secara fisik juga. Kalau peserta perempuan di cek oleh pengawas perempuan juga," katanya.

Dikatakan dia, beberapa perlengkapan yang diperkenankan masuk hanya alat tulis, ijazah, Surat Keterangan Hasil Ujian, Surat Keterangan Lulus, dan kartu peserta ujian.

"Alat-alat elektronik disimpan di dalam tas. Pada dasarnya bila perlukan melakukan pemeriksaan fisik," katanya, seperti diberitakan Antara.

Baca juga artikel terkait SBMPTN atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Maya Saputri
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri