Menuju konten utama

Satgas: Indonesia Perlu Roadmap Hidup Berdampingan dengan Covid-19

Satgas Penanganan Covid-19: Indonesia perlu menyiapkan road map jangka panjang agar masyarakat dapat hidup berdampingan dengan Covid-19.

Satgas: Indonesia Perlu Roadmap Hidup Berdampingan dengan Covid-19
Ilustrasi Masker. foto/istockphoto

tirto.id - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito menyebutkan pentingnya Indonesia menyiapkan peta jalan (road map) jangka panjang agar masyarakat dapat hidup berdampingan dengan Covid-19. Upaya penanggulangan mesti dilakukan terus-menerus karena penyebab penyakit masih tetap ada di lingkungan.

Wiku mengutip survei oleh Nature terhadap 119 ahli imunologi, virologi, dan peneliti penyakit menular di 23 negara. Hasil survei itu menunjukkan, 89 persen di antaranya sepakat bahwa virus Covid-19 akan terus hidup bersamaan dengan umat manusia sebagai sebuah endemi, yang artinya virus ini tidak akan menghilang sepenuhnya.

Dalam survei tersebut, 60 persen responden menyebutkan sangat mungkin SARS-CoV-2 akan menjadi virus endemik yang terus bersirkulasi di lingkup populasi global, sementara 29 persen di antaranya menyebut "mungkin". Sisanya, 5 persen menyebut "tidak mungkin", 1 persen "sangat tidak mungkin", dan 6 persen memilih jawaban "tidak cukup bukti untuk perkiraan".

"Hal baik yang dapat ditangkap, yaitu di masa yang akan datang, kekebalan masyarakat akan meningkat terhadap virus ini, seiring dengan akselerasi vaksinasi maupun infeksi alamiah. Sehingga angka perawatan dan kematian akan berkurang walaupun virus ada dan terus beredar," terang Wiku dalam keterangan pers pada Selasa (17/8/2021) yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Sejak 2020, WHO sepakat dengan pendapat ahli, bahwa Covid-19 akan mengubah stigma "normal baru" (new normal) menjadi "masa depan" baru, mengingat sampai kapan SARS-CoV-2 tetap bertahan belum dapat diperkirakan.

Langkah Bentuk Ketahanan Kesehatan Indonesia

Merunut Wiku, setidaknya terdapat 5 hal yang dapat dilakukan untuk membentuk ketahanan kesehatan masyarakat Indonesia dalam jangka panjang demi menghadapi Covid-19.

Upaya pertama adalah perubahan perilaku masyarakat. Perlu adanya modifikasi perilaku dalam menerapkan protokol kesehatan. Selama SARS-CoV-2 masih ada, maka kegiatan masyarakat perlu dikendalikan, dalam konteks kadang dilonggarkan atau diketatkan berdasarkan monitoring dan evaluasi berkala.

Upaya kedua, mempercepat pembentukan kekebalan komunitas atau herd immunity secara bertahap. Ini dimulai dari pembentukan kekebalan regional hingga akhirnya menyeluruh secara nasional dengan prioritas populasi dan daerah yang berisiko.

Upaya ketiga, terus meningkatkan kapasitas dan infrastruktur kesehatan secara merata setiap daerah, melalui upaya 3T, yaitu testing, tracing dan treatment. Upaya pemerataan ini penting agar kasus dapat terus-menerus melandai di semua daerah.

Keempat, mengawasi distribusi varian yang muncul, diikuti dengan pengembangan dan pembaharuan teknologi demi meminimalisasi efek varian.

Kelima , menyusun rencana ketahanan kesehatan masyarakat jangka panjang dengan pertimbangan multi disiplin. Cara ini tidak hanya bermanfaat untuk menangani Covid-19, tetapi juga sebagai langkah mempersiapkan diri terhadap ancaman kedaruratan kesehatan pada masa yang akan datang.

Wiku mengingatkan pentingnya menumbuhkan optimisme dalam perang menghadapi Covid-19. Pandemi Covid-19 bukanlah pandemi pertama bagi umat manusia. Sejarah membuktikan bahwa manusia dapat belajar dari beberapa penyakit yang pada akhirnya dapat hilang secara permanen seperti flu Spanyol, cacar, dan flu babi.

Banner BNPB Info Lengkap Seputar Covid19

Banner BNPB. tirto.id/Fuad

Baca juga artikel terkait KAMPANYE COVID-19 atau tulisan lainnya dari Fitra Firdaus

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Fitra Firdaus
Editor: Iswara N Raditya