tirto.id - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno membantah terlibat dalam pemenangan tender konektivitas seluler dan jaringan internet wifi di PT MRT Jakarta. Namun, ia menyatakan akan mengecek kembali saham Saratoga Investama di PT Tower Bersama, pemenang lelang.
Ia mengatakan hal itu untuk menegaskan bahwa tidak ada konflik kepentingan dalam tender pengadaan proyek tersebut. "Saya sama sekali enggak terlibat," ujar dia saat ditemui di Balai Kota, Selasa (19/12/2017).
PT Saratoga adalah perusahaan yang didirikan oleh kemitraan antara Edwin Soeryadjaja dan Sandiaga Uno. Sandi, demikian panggilannya, sempat menjabat sebagai Presiden Direktur.
Sandi terus menjalankan bisnis hingga pada tahun 2015 memutuskan terjun ke dunia politik dengan bergabung dengan Partai Gerindra. Setelah itu, posisi Sandi di Saratoga digantikan Michael Soeryadjaya dan kini tinggal kakaknya Sandi, yaitu Indra Cahya Uno, yang menjabat sebagai komisaris.
Masih adanya saham Saratoga di perusahaan pemenang lelang telekomunikasi di PT MRT itulah yang sempat dikhawatirkan memuat konflik kepentingan.
Koordinator Divisi Riset Indonesia Corruption Watch (ICW) Firdaus Ilyas mengatakan untuk mencegah tudingan kongkalikong, PT MRT harus berani bersikap transparan. Mereka perlu menyampaikan dengan jelas kepada publik alasan obyektif dalam penentuan pemenang.
"Karena Sandiaga Uno adalah Wagub dan juga memiliki saham," kata Firdaus kepada Tirto, Senin (18/12/2017) saat ditanya mengapa PT MRT harus bersikap lebih transparan.
MRT: Pemenang Ditentukan Sebelum Pelantikan
Corporate Secretary PT MRT Hikmat menerangkan dugaan konflik kepentingan sebagai tuduhan berlebihan. Menurutnya lelang sudah dilakukan secara terbuka sejak April 2017. Ia mengatakan, beauty contest telah diumumkan di dua media, yakniHarian Kompas dan Bisnis Indonesia. 17 peserta kemudian mendaftar pada tahap awal pelelangan.
"10 dan 13 April itu pendaftaran dan pengambilan dokumen, terus forum tanya-jawab dan site visit. Kami ajak mereka ke tempat lokasi yang akan ada pemasangannya. Setelah itu pengambilan tata teknis 8 Mei 2017. Peserta turun jadi 11," ujarnya.
Pada 19 Juni, peserta yang memasukkan proposal berkurang menjadi hanya 9 perusahaan. 5 dari 9 perusahaan itulah, ujar Hikmat, yang masuk ke tahap presentasi dan penilaian.
"Kami melakukan evaluasi 11-15 Juli. Lalu kami kerucutkan menjadi lima peserta untuk melakukan presentasi di hadapan direksi tanggal 5 September. Dari lima itu, tanggal 29 September kita lakukan penilaian ternyata hanya untuk dua perusahaan saja," ungkapnya.
Pada 10 Oktober, 6 hari sebelum Anies Baswedan-Sandiaga Uno dilantik, PT Tower Bersama pun terpilih sebagai pemenang "beauty contest" sekaligus mitra bagi PT MRT.
"Itu artinya, ya, memang tidak ada [kepentingan] karena terpilihnya sebelum [Sandiaga] dilantik," kata Hikmat menegaskan kembali bahwa Sandiaga belum menjabat wakil gubernur saat lelang dilakukan maupun saat pemenang ditentukan.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Dipna Videlia Putsanra