Menuju konten utama

Samsung Galaxy Note 7 Dilarang dalam Penerbangan

Sejumlah maskapai penerbangan melarang penggunaan Samsung Galaxy Note 7 di pesawat. Rekomendasi itu diajukan langsung Samsung menyusul terjadinya insiden baterai smartphone Galaxy Note 7 yang terbakar baru-baru ini.

Samsung Galaxy Note 7 Dilarang dalam Penerbangan
Model mengoperasikan Samsung Galaxy Note 7 saat peluncurannya di Jakarta, Selasa (23/8). Salah satu fitur andalah Note 7 adalah "iris scanner", yang diklaim oleh Samsung jauh lebih aman dari sensor sidik jari. ANTARA FOTO/Paramayuda.

tirto.id - Penumpang pesawat diminta untuk tidak menyalakan atau mengisi daya baterai pada smartphone Samsung Galaxy Note 7 mereka selama penerbangan, bahkan menyusupkannya saat pemeriksaan bagasi, karena baterai ponsel yang dinilai rawan terbakar.

Informasi itu dikemukakan Federal Aviation Administration (FAA) AS, seperti dilansir dari situs The Guardian, Jumat (9/9/2016). FAA sangat menyarankan agar penumpang pesawat mengikuti imbauannya. Saran itu diajukan oleh sendiri Samsung, menyusul terjadinya insiden baterai Galaxy Note 7 yang terbakar baru-baru ini.

Terkait rekomendasi Samsung itu, sejumlah maskapai penerbangan AS pun akan meninjau dan menindaklanjutinya. Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) mengungkapkan, beberapa penerbangan telah melakukan penilaian risiko yang ditimbulkan dan mencatat keputusan Samsung untuk menarik kembali produknya. Setelah penemuan insiden baterai, produsen asal Korea Selatan itu telah mengumumkan menarik kembali semua Galaxy Note 7 karena rawan terbakar.

"Meskipun Samsung adalah perusahaan yang baru-baru ini memberikan imbauan terkait perangkat rusak, perusahaan lain telah melakukan penarikan serupa dan peringatan mengenai baterai lithium di laptop selama 12 bulan terakhir. Dengan begitu, industri ini sudah akrab dengan kemampuan mengelola situasi seperti itu," jelas IATA kepada The Guardian.

Tak hanya berlaku di AS, maskapai penerbangan Australia Qantas, Jetstar, dan Virgin Australia juga telah melarang penumpang menggunakan dan melakukan pengisian baterai Galaxy Note 7 selama penerbangan karena kekhawatiran terhadap api yang bisa ditimbulkan. Meski penumpang masih diperbolehkan membawa ponsel dalam tas carrier, larangan meluas pada penggunaan ponsel untuk layanan hiburan penerbangan yang menyediakan sejumlah port USB.

Atas insiden bateri terbakar itu, Samsung telah menghentikan penjualan smartphone Galaxy Note 7 dan menawarkan gantinya untuk siapa saja yang telah membeli satu, namun sudah menyetop penarikan perangkat itu.

Koh Dong-jin, presiden bisnis mobile Samsung, Jumat (9/9/2016), memaparkan bahwa dua minggu setelah Galaxy Note 7 diluncurkan dirinya telah menerima beberapa laporan adanya ledakan baterai pada smartphone itu. “Telah dikonfirmasi bahwa sel baterai bermasalah. Ada masalah kecil dalam proses manufaktur sehingga sangat sulit untuk dicari tahu," jelasnya.

Koh menolak menyebutkan nama pemasok baterai yang rusak, namun mengatakan bahwa Galaxy Note 7 yang dijual di Cina menggunakan baterai dari pemasok yang berbeda dan tidak terpengaruh. Dia mengatakan bahwa Samsung bekerja sama dengan dua atau tiga pemasok baterai yang berbeda, termasuk Samsung SDI.

Seorang juru bicara Samsung mengatakan hingga saat ini sudah ada 35 kasus yang telah dilaporkan secara global. Pihaknya sedang melakukan pemeriksaan menyeluruh dengan pemasok untuk mengidentifikasi kemungkinan baterai yang terpengaruh di pasar. Guna memprioritaskan keselamatan pelanggan, Samsung memutuskan menghentikan penjualan Galaxy Note 7.

Baca juga artikel terkait SAMSUNG GALAXY NOTE7 atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Teknologi
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari