tirto.id - Demi menyambut kedatangan Raja Arab Saudi Salman bin al-Saud, DPR menyediakan rel di tangga menuju ruang sidang Paripurna Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Senayan. Pemasangan rel ini dimulai pada hari ini untuk menyambut Raja Salman yang akan datang pada 2 Maret mendatang.
“Kemarin beliau bawa lift khusus karena beliau sudah tidak kuat, sendi-sendinya tidak semudah anak muda, makanya dipakaikan lift,” kata Fahri Hamzah selaku Wakil Ketua DPR RI setelah melakukan pengecekan kesiapan ruangan sidang paripurna pada Jumat (24/2/2017).
Sehari sebelumnya, Fahri diberitahukan bahwa Raja Salman memang punya penyakit di lutut dan tidak boleh menaiki tangga yang ekstrem. Menurut dia, Raja Salman tetap bisa menaiki tangga, asal tidak ekstrem. Meski tangga menuju ruang sidang paripurna tidak cukup ekstrem, menurut Fahri, tangga setinggi kira-kira 2 meter itu akan menyulitkan Raja Salman.
Ia menuturkan rel tersebut akan dirampungkan pada hari Selasa (28/2/2017) agar dapat dilakukan geladi bersih.
Pantauan Tirto di lapangan, sampai saat ini banyak tenaga kerja yang masih mengelas dan merangkai besi guna menyelesaikan rel yang akan dilalui Raja Salman. Selain rel tersebut, ruang sidang paripurna masih belum terlihat ada perubahan.
Kunjungan Raja Salman ini akan membahas pandangan Arab Saudi terhadap situasi terkini dan akan dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk para petinggi ormas Islam di Indonesia. Meskipun begitu, Fahri menegaskan bahwa tidak ada pertemuan khusus dengan ormas Islam tertentu.
“Kami juga mengundang beberapa pejabat eksekutif karena pemerintah menyiapkan pendampingan dari beberapa kementerian, dubes negara-negara sahabat, khususnya yang tergabung dalam organisasi konferensi Islam, pimpinan organisasi kemasyarakatan. Rektor-rektor dan kaum cendekiawan juga kami undang untuk mendengar pesan-pesan yang disampaikan Raja Salman,” pungkasnya.
Fahri mengatakan bahwa kedatangan Raja Salman ini sekaligus mengulang momen bersejarah ketika Raja Faisal bin Abdul Azis yang datang ke Indonesia pada Juni 1970 sebelum wafat pada 1975. Pada waktu itu, Raja Faisal disambut oleh para jajaran kabinet dan juga pemuka agama Islam. Bedanya, Raja Faisal saat itu masih kuat dan tidak memerlukan lift khusus untuk mengunjungi DPR.
“Ini ‘kan sebenarnya ingin mengulang (momen bersejarah), karena dulu Raja Faisal pernah datang dan pidato di DPR,” ujar Fahri.
Sehari sebelumnya, Fahri berharap kerjasama Indonesia dengan Arab Saudi akan membaik setelah kunjungan ini.
“Dari sisi fenomena ‘kan personil yang bersama beliau (Raja Salman) itu 1400-1500. Saya mendengar yang ingin datang ke gedung DPR itu sekitar 200-an, kemudian ada penandatanganan 16 kerja sama dan kesepakatan departemen. Cakupan besar projek 300 triliun. Itu luar biasa membantu perekonomian dalam konteks kerja sama ekonomi,” pungkas Fahri pada Kamis (23/2/2017).
Sebelumnya, ketua DPR RI Setya Novanto mengimbau kepada para anggota untuk tetap hadir menyambut kedatangan Raja Salman di Kompleks Parlemen. Menurutnya, meski pada saat kedatangan Raja Salman, DPR sedang masuk masa reses, momen ini akan sangat berkesan karena merupakan kunjungan pertama dalam 47 tahun terakhir.
"Walaupun acara tersebut diselenggarakan dalam masa reses, kami mengharapkan kehadiran anggota DPR RI pada acara dimaksud," kata Novanto kala melakukan pidato penutupan masa sidang di rapat paripurna DPR, Kamis (23/2/2017).
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Maya Saputri