Menuju konten utama

Rumah Dirut Transjakarta Dilempar Bom Molotov

Rumah Dirut Transjakarta, Budi Kaliwono dilempar bom molotov, kemarin malam. Ia tak mau mengaitkan kejadian itu dengan demo awak Transjakarta sehari sebelumnya.

Rumah Dirut Transjakarta Dilempar Bom Molotov
Sejumlah armada bus Transjakarta berada di halte TransJakarta Harmoni, Jakarta, Senin (12/6). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

tirto.id -

Direktur Utama (Dirut) PT. Transportasi Jakarta (Transjakarta) Budi Kaliwono terkejut saat menemukan benda seperti bom molotov di depan rumahnya di Jalan Bedeng II ,Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa (13/6/2017) malam. Benda itu dilemparkan oleh orang tak dikenal sekitar pukul sembilan malam.
Saat itu, ia mengaku sedang menyaksikan siaran televisi sebelum suara ledakan terdengar dari depan rumahnya. Suara ledakan tersebut juga diikuti oleh cahaya yang berpendar-pendar.
"Otomatis saya lihat keluar dan itu ada suara ledakan," ungkap Budi di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu (14/6/2017).
Budi segera keluar untuk mencari tahu asal ledakan tersebut. Ia mengatakan sumber ledakan tersebut ternyata berasal dari benda yang dilapisi kain.
Selain itu, ia juga mencium bau besin dan melihat beberapa pecahan kaca di dekat benda tersebut. Namun, ia belum bisa memastikan kalau benda tersebut adalah bom molotov.
"Saya enggak ngerti bom molotov itu apa, yang jelas ada kain. Ada gelas pecahan kaca terus ada kayak bau bensin," jelas dia.
Beruntung, malam itu kondisi sedang hujan deras sehingga api tidak menyala terlalu besar. "Apinya enggak begitu besar karena hujan kan. Itu aja yang kita beresin," ujar dia menceritakan.

Budi melanjutkan, beberapa tetangga yang juga menyaksikan kejadian ikut membantunya mematikan api dan menyingkirkan sisa-sisa benda tersebut. "Kan tetangga juga pada ngelihatin ya. Karena yang dekat itu kebetulan lagi nunggu antar makanan jadi bisa lihat. Akhirnya kita matiin cepat-cepat," ujar dia.

Kendati tak ada kerusakan dan korban jiwa, ia tetap melaporkan kejadian tersebut ke Kepolisian. "Yang penting saya lapor ke polisi. Polisi tangani dengan protap yang ada," cetusnya.
Kepada wartawan, ia mengatakan tak mau berburuk sangka dan mengaitkan insiden tersebut dengan aksi demonstrasi karyawan Transjakarta sehari sebelumnya. Ia yakin, pelaku pelemparan benda tersebut bukan berasal dari karyawan Transjakarta yang mengikuti aksi unjuk rasa pada Senin (12/6/2017) lalu.
"Saya yakin bukan. Tuntutan ya tuntutan. Permintaan tertinggi kita juga enggak masalah. Ada beberapa keluhan yang menurut kami harus diperbaiki kita juga perbaiki. Karena kan bagaimanapun hubungan atasan dengan bawahan. Perusahaan dengan karyawan penting," dalih Budi.
Terkait hal tersebut, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernir Jakarta, Djarot Saiful Hidayat mengatakan bahwa aksi tersebut dilakukan oleh pengecut. Namun ia mengungkapkan bahwa hal itu merupakan resiko yang harus dihadapi oleh seorang pejabat publik.
"Itu cara-cara yang kuno ya. Tidak bagus. Tapi sebagai seorang pejabat seperti itu sih ya resiko," ungkap Budi.
Kepada Budi, Djarot menyampaikan untuk tetap waspada dan tidak takut. Sebab, sebagai seorang kepala daerah, dirinya juga kerap mengalami ancaman-ancaman serupa.
"Saya bilang enggak apa-apa. Biasa. Saya bukan hanya diancam loh, dihadang bahkan bukan satu-dua orang yah, ratusan orang. Gapapa kan saya hadapi. Biasa," terang Djarot.

Baca juga artikel terkait TRANSJAKARTA atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Hukum
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Agung DH