tirto.id - Satu peluru kendali Korea Utara dilaporkan gagal meledak setelah peluncuran untuk pengujiannya pada Minggu (16/4/2017), demikian menurut Komando Pasifik Amerika Serikat. Peluncuran ini dilakukan beberapa jam sebelum Wakil Presiden AS Mike Pence dijadwalkan berada di Korea Selatan untuk mengadakan pembicaraan.
Uji coba rudal yang gagal dari pesisir timur tersebut telah mengabaikan peringatan dari Cina, sekutu utama Korut. Terjadi sehari setelah Korut mengadakan parade militer di ibu kotanya, peluncuran rudal ini sekaligus menandai ulang tahun pendiri negara itu. Dalam parade itu, Korut tampak memperlihatkan peluru-peluru kendali balistik.
Seperti dilansir dari Antara, Pence akan berada di Seoul mengawali lawatannya ke Asia selama 10 hari. Para pembantunya mengatakan lawatan itu merupakan isyarat komitmen AS kepada sekutunya menghadapi ketegangan yang meningkat dengan Korut.
Kelompok kapal bertenaga nuklir AS yang membawa pesawat tempur juga menuju kawasan itu.
Diberitakan sebelumnya, Korut telah memperingatkan akan serangan nuklir terhadap AS jika diprovokasi. Dikatakan, pihaknya telah mengembangkan dan akan meluncurkan satu rudal yang dapat menyerang daratan AS tetapi para pejabat dan pakar meyakini bahwa masih butuh waktu lama untuk menguasai teknologinya.
"Korut berusaha meluncurkan sebuah rudal tak dikenal dari dekat kawasan Sinpo tadi pagi tapi diperkirakan mengalami kegagalan," kata kantor Para Kepala Staf Gabungan dalam sebuah pernyataan.
Komando Pasifik AS menyatakan rudal tersebut "meledak beberapa saat" setelah peluncuran, dengan menambahkan tipe dari misil itu sedang dianalisis.
Pence telah diberitahu mengenai peluncuran yang gagal itu dalam perjalanannya ke Seoul dan telah berbicara dengan Presiden Donald Trump, kata para pembantu Gedung Putih.
Sementara itu, kantor berita Yonhap yang mengutip sebuah sumber intelijen Korsel melaporkan rudal itu tampaknya tidak terbang jauh dari landasan di daratnya.
Korut telah meluncurkan sebuah rudal balistik dari kawasan yang sama sebelumnya bulan ini menjelang sebuah pertemuan tingkat tinggi antara AS dan Chna guna membahas program senjata Utara.
Cina telah berbicara menentang pengujian-pengujian rudal dan nuklirnya, dan telah mendukung sanksi-sanksi PBB. Pada Jumat (14/4/2017), Cina menyerukan lagi untuk mengadakan pembicaraan mengatasi krisis itu.
Rudal itu terbang sekitar 60 km tetapi para pejabat AS mengatakan rudal tersebut berhasil mengangkasa namun beberapa saat kemudian tak terkendali. Tampaknya rudal itu adalah sebuah misil Scud yang jarak jangkauannya diperpanjang dan berbahan bakar cair.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari