tirto.id - Beragam bangsa, suku dan budaya menjadikan Indonesia memiliki tingkat kepedulian yang sangat tinggi terhadap sesama. Charities Aid Foundation (CAF) bahkan menobatkan Ibu Pertiwi sebagai negara paling dermawan di dunia.
Bentuk sifat dermawan masyarakat Indonesia salah satunya disalurkan melalui zakat, infak dan wakaf. Sumbangsih dana tersebut telah berkontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia karena merupakan salah satu cara untuk mengatasi kemiskinan.
Terlebih lagi mengingat bahwa zakat dan zakat infektius memiliki potensi pengumpulan dana yang sangat besar hingga mendapat julukan "Raksasa Tidur."
Oleh karena itu kehadiran lembaga amil zakat Ruang Amal Indonesia (RAI) diharapkan dapat membantu meningkatkan capaian pengumpulan dana sosial di Tanah Air.
Hari ini, Selasa (15/5/2024), Wakil Presiden (Wapres), KH Ma'ruf Amin, meresmikan peluncuran RAI di kantor Istana Wapres. Dalam kesempatan tersebut, Ma'ruf Amin menyampaikan dukungannya terhadap RAI.
"Saya sangat mendukung adanya lembaga-lembaga yang bergerak untuk kebaikan dalam arti mengumpulkan dana potensinya memang ada. Sekali lagi, selamat atas peluncuran RAI. Saya berharap RAI menjadi salah satu akselerator transformasi pengelolaan dana sosial syariah dan memberikan dampak nyata dalam mewujudkan kesejahteraan umat," tutur Wapres Ma'ruf.
Dukungan tersebut ia tunjukkan karena dirinya melihat potensi zakat di Indonesia yang begitu besar. Ma'aruf Amin mengungkapkan potensi zakat di Indonesia mencapai Rp327 triliun. Itu belum termasuk potensi wakaf uang yang mencapai Rp180 triliun.
"Masih banyak sekali potensi atau peluang yang bisa kita kerjakan bersama-sama untuk membangun Indonesia ke depan," imbuhnya.
Melihat tingginya potensi zakat dan wakaf di Indonesia, Ma'aruf Amin berharap lembaga-lembaga amil zakat dapat tumbuh lebih banyak lagi.
"Perlu ada penambahan lembaga amil zakat yang kredibel. Bukan hanya banyak tapi selektif dan perlu inovasi serta ide kreatif untuk mengumpulkan potensi dana yang besar itu sekaligus pemanfaatannya," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Presiden memberikan sejumlah arahan untuk lembaga-lembaga amil zakat. Pertama, memacu eskalasi pengumpulan dana ZISWAF melalui digitalisasi dan peningkatan literasi.
"Digitalisasi dapat mempermudah proses pendistribusian dan pelaporan dana," ujarnya.
Kedua, memperbanyak inovasi skema distribusi yang sesuai dengan kebutuhan penerima manfaat. Misalnya, pemberian bantuan pendidikan, pelatihan kerja dan wakaf irigasi.
Selain itu, ia juga mengimbau penguatan sinergitas antara kementerian/lembaga terkait, termasuk KNEKS, BAZNAS, dan Badan Wakaf Indonesia, serta Lembaga pengelola zakat, dan lembaga wakaf lainnya.
Pembina Yayasan RAI Taufiq R Abdullah menjelaskan RAI akan fokus pada pembangunan sosial kemanusiaan, keagamaan, pendidikan dan lingkungan melalui pengelolaan zakat, infak, sedekah, wakaf, CSR, dan dana sosial lainnya.
"RAI telah merancang program sebagai respon dan antisipasi atas berbagai kondisi dan realitas yang ada di masyarakat," jelas Taufiq.
Program yang dibuat oleh RAI meliputi Program Amal Inklusi, Amal Vokasi, Amal Migran, Amal Tangguh, Amal Pangan, Amal Cendekia, Amal Sehat, Amal Wira Usaha, Amal Lestari, dan Amal Wakaf.
Peluncuran RAI disaksikan oleh Staf Khusus (Stafsus) Presiden Angkie Yudistia; Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah; Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki; pimpinan Baznas Achmad Sudrajat; dan Ketua Yayasan RAI, Caswiyono Rusydie Cakrawangsa..