tirto.id - Malam ini, acara Mata Najwa menayangkan tajuk spesial, debat Pilkada DKI. Dalam acara tersebut, calon gubernur yang masuk ke putaran dua, bertemu untuk saling mengadu gagasan mereka.
Di dunia maya, tepatnya di Twitter, meskipun menjadi Trending Topic, debat yang dilangsungkan di acara Mata Najwa tersebut terkesan biasa saja. Di awal acara yang dihelat pukul 19.30 WIB tersebut, tagar #JakartaMundurBersama menduduki posisi 3 Trending Topic Indonesia. Tagar tersebut, merupakan sentimen negatif terhadap calon gubernur, Anies Baswedan. Sedangkan frasa “Mata Najwa”, hanya menduduki posisi 7 Trending Topic Twitter di Indonesia.
Pun saat segmen dua dimulai, dunia Twitter masih belum bergerak luar biasa sebagaimana debat resmi yang dihelat bulan lalu. Tapi, ada kenaikan yang lumayan dari tagar-tagar yang berhubungan dengan acara debat. Tagar #JakartaMundurBersama naik menjadi posisi 3 Trending Topic Indonesia. Kemudian, frasa Mata Najwa melesat menjadi nomor ke-2 Trending Topic Indonesia.
Beberapa tokoh-tokoh Indonesia yang cukup aktif di Twitter, kurang memberikan respons yang cukup bagi debat kali ini.
Di segmen ke-3, selain dua tagar di atas masih muncul dalam Trending Topic, frasa Anis muncul dan berada di posisi ke-10.
Kemudian, di segmen ke-4, debat yang berlangsung dalam acara Mata Najwa tersebut, masuk dalam titik “hening”. Hanya tagar #MataNajwaDebatJakarta yang muncul dalam Trending Topic.
Di segmen lima acara, frasa Pak Anies masuk dalam radar Trending Topic.
Acara mulai memanas di dunia Twitter. Di segmen 6 dan 7, ada 4 tagar atau frasa yang muncul dalam Trending Topic Twitter di Indonesia. Selain tagar #MataNajwaDebatJakarta dan frasa Pak Anies, muncul juga frasa DP 0 dan Basuki. Frasa DP 0 muncul manakala Anies menyinggung soal program DP nol rupiah.
Secara keseluruhan, acara debat dan dunia Twitter malam ini, Anies memperoleh sentimen negatif. Jika dilihat lebih dalam tagar-tagar seputaran debat Pilkada yang dihelat acara Mata Najwa, Anies banyak mendapat cibiran netizen. Terutama menyangkut DP 0 dan bagaimana Anies menyerang Basuki Tjahaja Purnama dengan sangat masif.
Penulis: Ahmad Zaenudin
Editor: Suhendra