tirto.id - Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Panut Mulyono mengenang Guru Besar Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM, Iwan Dwiprahasto.
Iwan pernah mengemukakan isu penggunaan obat yang tak sesuai dengan indikasi medis, kata Panut.
Profesor Iwan yang dinyatakan positif terinfeksi virus Corona meninggal dunia setelah dirawat beberapa hari di RSUP dr Sardjito pada 18 Maret 2020. Rektor UGM Panut Mulyono memberikan sambutan penghormatan terakhir kepada sang guru besar pada Selasa (24/3/2020).
Panut menyatakan, Iwan merupakan putra terbaik yang dimiliki bangsa dan khusunya UGM. Semasa hidupnya Iwan, kata Panut, banyak pemikiran di bidang kedokteran khusunya di bidang farmakologi.
Dalam pengukuhan Iwan sebagai guru besar pada 7 Januari 2008 silam, ia menyampaikan soal kurangnya informasi terhadap bukti ilmiah baru tentang obat dan farmakoterapi yang menghantui para profesional tenaga kesehatan di Indonesia.
Keterbatasan informasi itu kemudian dimanfaatkan oleh duta-duta farmasi sebagai peluang dan secara gencar membanjiri para dokter dengan informasi-informasi tentang obat mereka.
"Keterbatasan informasi menjadi off label use of drug sangat marak dalam praktek sehari-hari. Off label use of drug adalah penggunaan di luar indikasi yang direkomendasikan," kata Panut.
Oleh karena itu, kata Panut, dalam pidato guru besar Iwan mengajak para profesional tenaga medis untuk senantiasa mengacu pada bukti-bukti ilmiah atau klinis terkini untuk menjaga kesehatan masyarakat.
Selain mengenang pemikirannnya, Panut juga mengenang sosok Iwan sebagai seorang pemimpin yang penuh tanggung jawab baik di tingkat fakultas maupun universitas.
Sebelumnya Iwan yang menyelesaikan studi S3 di London School of Hygiene and Tropical Medicine (LSHTM), Inggris dan pernah menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UGM.
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Zakki Amali