Menuju konten utama

Ratusan Sopir Angkot Demo Tolak Penutupan Jalan Jati Baru

Penutupan jalan Jati Baru menyebabkan merosotnya pendapatan para sopir angkot.

Ratusan Sopir Angkot Demo Tolak Penutupan Jalan Jati Baru
Ratusan sopir angkot yang rutenya melintasi kawasan Tanah Abang melakukan aksi protes di depan Balai Kota DKI Jakarta, Senin (22/1/2018). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Pintu gerbang kantor Gubernur Jakarta, Balai Kota, Jakarta Pusat, penuh sesak oleh ratusan sopir angkot yang melintasi trayek Transjakarta. Mereka berorasi menolak penutupan jalan Jati Baru, Tanah Abang sebagai tempat untuk berjualan para Pedagang Kaki Lima (PKL).

Pasalnya, penutupan jalan itu justru menyebabkan semakin macetnya kawasan grosir terbesar di Asia Tenggara itu serta merosotnya pendapatan para sopir angkot.

"Seharusnya jalan, tapi disalahgunakan, jadi kami minta jalan di sekitar tanah Abang itu difungsikan kembali. Karena kebijakan beliau sudah merugikan kami, penurunannya sampai 60 persen," ungkap Andreas, koordinator aksi saat ditemui Tirto, Senin (22/1/2018).

Andreas menuturkan, turunnya pendapatan para sopir mikrolet itu bukan hanya disebabkan oleh penutupan jalan, melainkan juga adanya beberapa armada bus Transjakarta Jakarta yang berputar di kawasan Tanah Abang dengan gratis.

"Kami minta dishub tidak bersikap arogan. Karena kami juga sudah bayar untuk perpanjangan rute. Banyak sudah keluar uang. Tapi belum ada pemasukan jalan ditutup," imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) Jakarta Andry Yansyah yang tengah mengikuti rapat pimpinan bersama Gubernur dan wakil gubernur segera mendatangi para sopir angkot yang berdemo tersebut.

Andry menyampaikan, Gubernur dan Wakil Gubernur tak dapat menemui mereka lantaran sedang memimpin rapat di Balai Kota. Ia pun meminta beberapa perwakilan sopir angkot untuk beraudiensi di lantai 15 blok H Balai Kota.

Dari pantauan Tirto, rapat itu berlangsung tertutup dan dihadiri perwakilan masing-masing dari angkot trayek dari M01, M03, M08 M10 dan M 09.

Sementara di depan Balai Kota, para sipir angkot lainnya masih berorasi sambil mengacungkan spanduk dan poster berisi penolakan mereka terhadap kebijakan yang dimulai pada 22 Desember 2017 itu.

Seperti diketahui, Pemprov DKI menutup dua ruas Jalan Jatibaru Raya sepanjang 400 meter yang ada di depan Stasiun Tanah Abang sebagai konsep penataan jangka pendek kawasan tersebut. Penutupan itu akan berlangsung tiap hari sejak pukul 08.00 hingga 18.00 WIB.

Selama penutupan, sisi Jalan Jatibaru, tepat di depan pintu keluar stasiun dijadikan jalur shuttle bus TransJakarta gratis bagi pengguna kereta api yang ingin menuju Blok A Tanah Abang.

Baca juga artikel terkait PASAR TANAH ABANG atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Yantina Debora