Menuju konten utama

Ramadan di Kota Mosul

Sebagian Mosul telah dibebaskan dari ISIS. Penduduk kota itu merayakan Ramadan dengan lebih tenang.

Ramadan di Kota Mosul
Warga Irak yang mengungsi menunggu untuk menyeberang Sungai Tigris dengan perahu setelah jembatan ditutup sementara, di barat Mosul, Irak, Sabtu (6/5). ANTARA FOTO/REUTERS/Suhaib Salem

tirto.id - Um Karam (40) berjalan sendirian tanpa hijab di satu pasar terkenal di Mosul. Sebagian kota itu telah dibebaskan tentara Irak dari penguasaan ISIS sebelum Ramadan kemarin.

"Ramadan tahun ini tak bisa dibandingkan dengan Ramadan sebelumnya. Dulu kami hidup di dalam penjara. Semuanya dilarang; saya tak bisa pergi ke pasar sendirian dan saya harus memakai hijab," kata Um Karam seperti dikutip Antara dari Xinhua.

Um Karam gembira, tahun ini ia bisa merayakan Ramadan bersama keluarganya, berbeda dengan Ramadan sebelumnya saat masih di bawah penguasaan ISIS.

"Saya gembira bisa mengembalikan kehidupan, seperti sebelum Da'esh (kelompok IS), dan saya lebih gembira lagi jika pasukan keamanan membebaskan semua daerah yang tersisa di Mosul serta seluruh Irak dari kekuasaan kelompok pengacau," kata Um Karam lagi.

Secara tradisional, Bulan Suci Ramadan di Mosul dirayakan dengan berkumpul bersama para sahabat atau keluarga. Biasanya penduduk merayakan berbuka puasa dengan berbagai hidangan makanan.

Dalam tradisi Ramadan di Mosul, anggota keluarga kadangkala juga pergi ke tempat orang-orang berkumpul di sekitar pemukiman mereka. Sebagian pemuda berkumpul di kedai es krim atau di kedai kopi.

Dulu ketika ISIS menguasai daerah ini, mereka ditekan untuk mengikuti aturan ISIS. Sekarang di daerah yang dibebaskan, warga telah mulai menikmati kembali malam-malam Ramadan.

Seperti bulan suci Ramadan yang dimulai pada hari Sabtu, sebagian besar penduduk Mosul menunaikan ibadah puasa tanpa bayang-bayang militan ISIS.

Meskipun bentrokan masih berlanjut di sebelah barat Mosul—ISIS masih menguasai Kota Tua dan distrik sekitarnya. Sekitar 150.000 orang masih terjebak dalam baku tembak. Namun menurut tentara Irak, lebih dari 90 persen kota telah direbut kembali dari ISIS selama serangan sejak Oktober tahun lalu.

“Ada hukuman berat bagi mereka yang tidak berpuasa saat ISIS ada di sini," kata Faris Karim, seorang pemilik kapal di pasar Mosul.

"60 cambukan adalah hukuman langsung bagi yang melanggar peraturan ISIS. Itu, jika Anda beruntung. Beberapa kasus lain berakhir di penjara dan Allah SWT tahu apa yang terjadi pada Anda di sana, "Karim melanjutkan.

Meskipun pihak berwenang di Irak, seperti banyak negara Islam, mendorong penduduk selama bulan Ramadan untuk menunjukkan rasa hormat dengan tidak mengkonsumsi makanan dan air di luar rumah, tidak ada hukuman bagi warga yang tidak mempraktekkan.

Kelompok Islam di Irak dan Suriah telah lama memberlakukan larangan ketat terhadap alkohol, mengutuk, merokok dan tindakan lainnya yang dianggap haram, atau berdosa.

"Mereka yang ketahuan tidak berpuasa bisa mendapat hukuman tidak manusiawi," kata Ahmed Tofiq, seorang warga Kurdi yang telah tinggal di Mosul selama lebih dari 30 tahun.

"Kadang-kadang mereka menempatkan pelanggar di dalam kandang di depan umum dan meninggalkan mereka di sana tanpa makanan dan air sepanjang hari di bawah sinar matahari," kata Tofiq.

Tentara Irak mengatakan akan merebut kembali daerah-daerah di sekitar Kota Tua bisa memakan waktu lebih lama dari perkiraan sebelumnya untuk menghindari korban sipil yang lebih besar.

Pihak militer mengumumkan sebelumnya bahwa seluruh Mosul Barat diperkirakan akan dibebaskan sebelum dimulainya bulan Ramadan.

Baca juga artikel terkait RAMADHAN atau tulisan lainnya dari Agung DH

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Agung DH
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH