tirto.id - Raja ke-15 Malaysia, Sultan Muhammad V mengundurkan diri pada Minggu (6/1/2019). Pengunduran ini dilakukan usai Sultan menikahi Miss Moscow 2015 Oksana Voevodina.
“Mengabulkan keinginan Yang Mulia Yang di-Pertuan Agong Sultan Muhammad V, Istana Negara dengan ini mengumumkan bahwa Yang Mulia turun tahta sebagai Yang ke-Pertuan Agong ke-15 efektif tanggal 6 Januari 2019, sesuai dengan Pasal 32 (3) Federal Konstitusi,” kata Pengawas Keuangan Rumah Tangga Kerajaan Wan Ahmad Dahlan Ab Aziz sebagaimana dilansir Channel News Asia.
Keputusan ini menandai untuk pertama kali dalam sejarah Malaysia seorang raja turun tahta di negara. Sultan Muhammad V dipilih oleh persatuan raja-raja di negara bagian Malaysia untuk menjalani masa jabatan selama lima tahun.
Sebelumnya, The Straits Times melaporkan Sultan Muhammad V meminta cuti untuk mengikuti perawatan medis mulai 2 November hingga akhir Desember. Selama cutinya itu, Sultan Nazrin Muizzuddin Shah dari Perak menggantikan posisi Sultan Muhammad V.
Perdana Menteri Mahathir Mohamad menulis dalam unggahan berjudul “Rule of Law” bahwa semua orang Malaysia termasuk keluarga kerajaan terikat oleh hukum negara.
"Tidak ada ketentuan yang membebaskan siapa pun dari aturan hukum. Bagi para penguasa, ada pengadilan khusus, tetapi hukum itu sama dengan hukum yang berlaku untuk warga negara biasa. Para penguasa juga harus menghormati hukum," tulisnya. "Sangat mengganggu melihat pelanggaran hukum secara terang-terangan dilakukan dengan keyakinan yang salah bahwa kekebalan telah diberikan."
Meskipun posting-an tersebut tidak membuat referensi spesifik pelanggaran yang dilakukan Sultan, termasuk menghalangi seorang raja untuk menikah orang asing. Meski ada dugaan ada penguasa lain di Malaysia yang tidak nyaman dengan kemungkinan penobatan Voevodina sebagai ratu yang mendampingi Sultan.
Dalam pengunduran diri itu, Sultan Muhammad V mengucapkan terima kasih kepada Penguasa Melayu yang memilihnya sebagai Yang ke-Pertuan Agong ke-15 pada 13 Desember 2016 lalu. Dia juga menyatakan apresiasinya kepada Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad dan pemerintah atas kerja sama mereka dalam memerintah negara.
Pakar politik Awang Azman Awang Pawi dari Universitas Malaya mengatakan pengunduran diri secara tiba-tiba tidak akan menimbulkan ancaman bagi stabilitas pemerintah.
“Tidak ada krisis konstitusi, ini adalah masalah internal yang diselesaikan oleh ritus kerajaan. Konferensi Para Penguasa akan segera bertemu untuk memilih Agong berikutnya. Sementara itu, wakil agong [Sultan Nazrin Shah, dari negara bagian Perak] akan menjalankan fungsi Agong, sehingga hal ini tidak akan memengaruhi operasi pemerintah sehari-hari,” kata Awang seperti dikutip SCMP.
Penulis: Isma Swastiningrum
Editor: Yantina Debora