Indeks Sejarah Kolonial

Di akhir pemerintahan kolonial Hindia Belanda, persoalan permukiman rakyat ternyata masih jauh dari terselesaikan.

Sejak akhir abad 19, kota-kota Hindia Belanda tumbuh digenjot oleh liberalisasi ekonomi mengundang kedatangan banyak manusia.

Tujuan kedatangan Bangsa Spanyol ke Indonesia dan latar belakang masuknya bangsa-bangsa Eropa ke nusantara.

Situasi perang jadi alasan pemerintah kolonial membentuk dinas intelijen politik. Bertugas mengawasi hingga menindak keras kaum pergerakan.

Pemerintah Kolonial membentuk MWC sebagai realisasi politik etis. Tapi, hasil kerjanya selama 12 tahun tidak berguna karena datanya kadaluarsa.

Bangunan yang menjadi Istana Negara di Weltevreden didirikan ketika Kota Batavia semakin sesak dan menjadi sumber penyakit malaria.

Kisah Si Pitung hadir sebagai sejarah dan terutama menjadi ingatan kolektif tentang pencuri hebat yang menginspirasi.

Belanda menyekolahkan anak-anak Sisingamangaraja XII. Di antara mereka ada yang jadi ahli hukum dan bekerja di BRI.

Sejarah tambang batubara di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari penemuan di Ombilin, Sawahlunto, Sumatera Barat.

Tak hanya berjasa memperkuat budaya literer Sunda, Karel Holle ternyata juga turut memengaruhi kebijakan pemerintah kolonial terhadap Islam.

Kematian sang ayah mengubah arah hidup Sutomo. Memilih jalan konservatif di tengah derasnya radikalisasi zaman pergerakan nasional.

Hindia Belanda adalah contoh konkret bagaimana negara polisi pekerja. Polisi politik kolonial punya tugas dari mengawasi hingga menindak keras kaum oposan.

Parada Harahap membela nasib kuli perkebunan melalui kerja jurnalistik. Menjadi raja media setelah hijrah ke Jawa.

VOC pernah berpusat di Ambon sebelum J.P. Coen memindahkannya ke Jayakarta atau Batavia.

Cornelis Van Vollenhoven dikenal sebagai bapak hukum adat di Hindia Belanda.

Klaim bahwa kitab Weda, Mahabharata, dan Ramayana sebagai gambaran kemajuan teknologi India kuno muncul sebagai reaksi terhadap kolonialisme Inggris.

Cornelis Speelman merupakan salah satu Gubernur Jenderal VOC paling licik sepanjang sejarah Indonesia.