Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita membenarkan dua data impor jagung yang disebutkan Jokowi saat debat yakni 180 ribu ton dan data BPS sebesar 700 ribu ton.
Kemenko Bidang Perekonomian mengakui keterlambatan dalam mengantisipasi kekurangan jagung saat paceklik karena pendataan dan sistem informasi yang kurang baik.
Ketua Asosiasi Hortikultura Nasional Anton Muslim Arbi menilai impor jagung saat mendekati musim panen menunjukkan pemerintah tidak serius urus pangan.
Selain mengandalkan stok jagung dari petani dalam negeri, negara yang produksinya tengah melimpah dan memasuki masa panen seperti Thailand juga akan jadi penyuplai.