Menurut Polisi, salah satu fokus utama pelaku adalah menyerang lembaga survei. Namun motifnya masih belum diketahui dengan jelas. Sejauh ini mereka hanya melihat motif ekonomi.
Puluhan polisi berjaga di kantor Charta Politika. Penjagaan dilakukan setelah beredar kabar bahwa simpatisan Prabowo-Sandi akan menggelar aksi di kantor lembaga survei itu.
Yunarto Wijaya melaporkan 5 akun medsos ke polisi. Akun-akun itu mengunggah chat palsu serta menuduh dirinya dan Charta Politika terlibat kecurangan pemilu melalui survei dan quick count.
Pada acara syukuran tersebut, terdapat hiburan musik seperti Saykoji, Lalahuta, Stand Up Comedy, dan penampilan dari relawan untuk melakukan Jokowi motion.
Lembaga survei menyanggah kalau mereka berbuat curang. Soal pendanaan, mereka akan membuka jika yang menuduh, tim kampanye Prabowo-Sandiaga, juga melakukan hal serupa.
Direktur Eksekutif Perludem, Titi Anggraini menilai pelaporan ke Bareskrim Polri salah alamat, karena lembaganya pemantau pemilu, bukan lembaga survei.
Dua pimpinan lembaga survei, Charta Politica dan Cyrus Network mendesak kepada Jokowi dan Prabowo bertemu usai pilpres untuk menciptakan situasi damai.
Lembaga survei yang dilaporkan oleh BPN antara lain, LSI Denny JA, Indo Barometer, Charta Politika, Saiful Mujani Research Center, Poltracking, dan Voxpol.