Ratusan orang masih memadati Rumah Aspirasi Prabowo-Sandiaga yang terletak di seberang Masjid Cut Meutia, Gondangdia, Kamis (23/5/2019) sekitar pukul 02.00. Massa aksi menjadikan tempat ini sebagai crisis center buat menampung korban kericuhan di perempatan Jalan Wahid Hasyim.
Aparat kepolisian kembali menembakkan gas air mata ke arah massa aksi yang berada di Jalan Agus Salim (kawasan Sabang) dan Jalan Wahid Hasyim, Kamis (23/5/2019) sekitar pukul 01.57.
Petugas kesehatan di RS Budi Kemuliaan bekerja lembur. Mereka bersiaga untuk mengantisipasi munculnya pasien lain korban kericuhan aksi di depan kantor Bawaslu RI.
Bentrokan di Jalan Sabang, Jakarta, mereda pada 23 Mei 2019 pukul 01:10. Massa aksi sudah tidak terlihat lagi. Kemungkinan mereka sudah kembali ke daerah Hotel Millenium atau Tanah Abang.
Pasukan Brimob memukul mundur massa yang sedari tadi terus berdatangan dan menyerang barikade Polisi di Jalan KH Wahid Hasyim, tepat di samping Gedung Sarinah Jakarta Pusat, Kamis (23/5/2019) pukul 00:54. Mereka kini bertahan di Masjid Cut Meutia, Gondangdia, Jakarta Pusat.
Lima orang aparat (tiga intel berbaju putih dan dua TNI) mulai memberikan tindakan persuasif di Jalan Kebon Sirih, Kamis (23/5/2019), pada pukul 00:25.
Sejumlah orang yang diduga sebagai provokator kerusuhan malam ini ditangkap oleh kepolisian saat memasuki area Sarinah Mall pada Kamis (23/5/2019) sekitar pukul 00.02.
Letkol (Mar) Kanang Budi Raharjo, Komandan Batalion Infanteri 7 Marinir mengatakan warga Slipi sebetulnya tidak ingin ada bentrok. Massa kesal karena cara aparat membubarkan kerumunan salah satunya dengan menggunakan gas air mata.
Kericuhan dari arah Hotel Millenium dan arah Jalan Kebon Sirih ke perempatan Bank Indonesia masih terus berlanjut. Itu adalah dua titik tempat demonstran berkumpul.