Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya bisa digenjot pada bulan ini dengan cara belanja pemerintah. Ia ingin belanja pemerintah harus dipercepat.
Kenaikan status ini didasari atas perhitungan Gross National Income (GNI) per capita Indonesia 2019 yang mencapai 4.050 dolar AS atau naik dari capaian 2018 di angka 3.840 dolar AS.
Sri Mulyani ubah prediksi pertumbuhan ekonomi 2020 menjadi hanya mencapai rentang minus 0,4 sampai 1%, lebih rendah dari perkiraan sebelumnya di kisaran minus 0,4-2,3 persen.
Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Hidayat Amir menyatakan COVID-19 bisa menggeser target agar Indonesia menjadi negara maju pada 2045.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menilai tantangan sektor otomotif di Indonesia ke depan makin berat, meski rasio kepemilikan kendaraan roda empat di Indonesia masih rendah ketimbang negara-negara tetangga.
Pemerintah seharusnya menyadari risiko dari banyaknya barang impor yang masuk ke Indonesia. Sebab secara kualitas dan harga dapat lebih kompetitif dari produk lokal sehingga menyulitkan perusahaan asal Indonesia bersaing.
CORE berharap Presiden Jokowi bisa membawa pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih dari 5 persen usai terpilih lagi menjadi presiden dan para menteri tidak kerja sendiri-sendiri.