Indeks Detik-detik Proklamasi
Lilly Wenda, Pembawa Bendera Merah Putih HUT ke-78 RI di Istana
Lilly Indriani Suparman Wenda, siswi SMAN 1 Wamena, Provinsi Papua Pegunungan terpilih sebagai pembawa bendera Merah Putih di Istana.
Tamu Undangan Mulai Hadiri Upacara HUT-78 RI di Istana
Ada wacana bila Upacara Detik-detik Proklamasi pada 2024 dilaksanakan di Ibu Kota Nusantara.
Peran Laksamana Maeda pada Sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Peran Laksamana Maeda dalam proses Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945.
Gelar Upacara HUT RI ke-77 Secara Terbuka, Istana Undang Masyarakat
Jumlah masyarakat yang menghadiri peringatan HUT RI di Istana Negara dibatasi sebanyak 2.000 orang.
Tim Paskibraka Indonesia Tangguh Kibarkan Bendera di Istana
Ardelia Muthia Zahwa, Paskibra dari Sumatera Utara terpilih sebagai pembawa Bendera Merah Putih dalam upacara peringatan Detik-Detik Proklamasi.
Live Streaming Upacara HUT RI 17 Agustus 2021: Link & Cara Nonton
Link live streaming upacara HUT RI Ke-76 17 Agustus 2021.
Laksamana Maeda dalam Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Laksamana Maeda adalah warga Jepang yang bersimpati pada proklamasi kemerdekaan Indonesia. Dia juga yakin Indonesia bisa merdeka tanpa sponsor Jepang.
Perempuan di Balik Proklamasi: Kemerdekaan Bukan Cuma Milik Lelaki
Inilah kisah empat perempuan yang hadir dalam pembacaan Proklamasi. Seorang perempuan Jepang memasak makanan sahur untuk para bapak bangsa.
Link Live Streaming Upacara Virtual HUT ke-75 RI, 17 Agustus 2020
Link live streaming Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 2020 secara virtual.
Achmad Subardjo: Sang Penjamin Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Achmad Subardjo membebaskan Sukarno-Hatta dari para pemuda yang mendesak untuk segera memproklamasikan kemerdekaan.
Jelang Proklamasi, Sukarno-Sjahrir Cekcok & Cirebon Merdeka Duluan
Meski Jepang sudah kalah, Sukarno-Hatta tetap ragu mempercepat proklamasi. Kelompok Sjahrir yang tak sabar bergerak lebih dulu.
Pemuda Kiri Mendesak Proklamasi
Proklamasi hanya butuh keberanian Bung Karno dan Bung Hatta saja setelah pemuda-pemuda mendukungnya. Namun, tanpa pergerakan pemuda-pemuda kiri—baik yang sosialis maupun yang komunis, Proklamasi tak akan terjadi