Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos, Harry Hikmat menyatakan bahwa, pihaknya telah menangani krisis pangan yang terjadi pedalaman Hutan Seram, Pegunungan Morkele, Kabupaten Maluku Tengah.
Bambang mengatakan sejumlah faktor yang membuat pangan dan nutrisi masyarakat menjadi tidak terpenuhi adalah urbanisasi, minimnya kesadaran mengonsumsi makanan yang bernutrisi, dan juga berubahnya tren permintaan pangan.
Saat ini lebih dari 20 juta orang di empat negara menghadapi kondisi rawan pangan, keempat negara tersebut adalah Sudan Selatan, Somalia, Yaman dan bagian timur-laut Nigeria.
Warga Kenya yang memerlukan bantuan darurat pangan naik dari 1,3 juta pada Agustus 2016 menjadi 2,7 juta pada Januari 2017 akibat kemarau panjang yang menyebabkan kondisi rawan pangan.
Risiko kelaparan di Sudan Selatan akan sangat nyata karena ribuan orang kekurangan pangan yang parah akibat musim yang tidak stabil pada bulan Februari sampai Juli 2017.
Setiap tahunnya, manusia di sejumlah belahan bumi membuang 1,3 miliar ton makanan. Sementara sekitar 800 juta manusia—di belahan bumi yang lain—kekurangan gizi dan kelaparan. Haruskah negara mengeluarkan aturan yang menghukum para pembuang makanan?