Menuju konten utama

PWNU Lampung Kecam Pidato Bupati Zainudin Hasan di Hari Santri

Pidato Bupati Lampung Selatan Zainudin Hasan, saat upacara peringatan Hari Santri Nasional 2017, mengundang kecaman dari kalangan Nahdlatul Ulama.

(Ilustrasi) Ketua PBNU Said Aqil memberikan pemaparan saat diskusi yang mengangkat tema 'Demokrasi yang Pancasilais' di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (26/8/2017). ANTARA FOTO/Zabur Karuru.

tirto.id - Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung mengecam pidato Bupati Zainudin Hasan saat peringatan Hari Santri Nasional 2017. Bupati Lampung Selatan itu dituding menghina Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siraj dalam pidatonya tersebut.

Sekretaris PWNU Lampung Aryanto Munawar menyatakan pidato Zainudin telah menyinggung warga NU seluruh Indonesia dan Lampung pada khususnya.

"Itu pidato dari seorang bupati yang naif, bodoh, dan ahistoris," kata Munawar saat dihubungi Tirto, pada Senin (23/10/2017).

Menurut Munawar, sebagai pemimpin daerah, seharusnya Zainudin menyampaikan pidato yang menebar perdamaian dan bukan malah memecah belah umat Islam sekaligus memprovokasi kalangan NU.

"Dia itu bukan orang NU. Tidak tepat dia berpidato seperti itu tentang KH Said Aqil Siraj," kata Munawar.

Munawar pun menyangkal isi pidato Zainudin yang menyebut Said Aqil kerap mengkotak-kotakkan umat Islam dengan pernyataannya di media sosial.

"Yang bodoh itu dia (Zainudin) sumbernya saja medsos. Youtube," kata Munawar.

Dia menambahkan, “Pernyataan itu (dari Said Aqil) bukan untuk menyerang golongan Islam tertentu. Tapi itu karena kami bertahan dari mereka yang menyerang amaliah ubudiah kami. Kami ini korban. Saya curiga Zainudin itu termasuk golongan yang membenci kami."

Munawar juga menyarankan agar Zainudin belajar sejarah kembali. Sebab, menurut dia, Hari Santri Nasional 22 Oktober bukanlah momen politis seperti yang dituduhkan oleh Zainudin.

"Hari Santri itu perjuangan KH Said Aqil Siraj agar santri diakui. Karena, 22 Oktober itu adalah mengingat kembali perjuangan santri dan resolusi jihad Hadratus Syaikh Hasyim Asy'ari untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia," kata dia.

Karena itu, menurut Munawar, PWNU Lampung mendesak Zainudin segera meminta maaf secara terbuka dan menarik kembali ucapannya di pidatonya saat peringatan Hari Santri tersebut.

"Kondisinya sekarang, kami ini sibuk mendinginkan massa. 700 Ansor, Banser, dan warga NU siap ke Lampung Selatan. Ribuan orang juga mau melaporkan Zainudin ke Polda. Kami tidak ingin ini jadi destruktif," kata dia.

Respon keras PWNU Lampung itu buntut dari pidato Zainudin saat upacara peringatan Hari Santri Nasional 2017, pada Minggu (22/10/2017). Zainudin semula menyatakan agar seluruh pesantren di Lampung Selatan bersatu.

Namun, dalam pidatonya tersebut, Zainudin juga menyinggung Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siraj sebagai sosok yang sering mengkotak-kotakkan umat Islam.

"Lihat saja di medsos. Ketua NU pusat itu sering bilang yang berjenggot dan bersorban itu, semakin panjang jenggotnya, semakin bodoh karena tertarik jenggotnya," kata Zainudin. "Ketua PCNU Lampung Selatan harus berani memprotes. Kalau tidak ada bus untuk berangkat, kami siapkan bus."

Tidak hanya itu, Zainudin juga menyebut peringatan Hari Santri dua tahun sebelumnya sebagai ajang politis. "Yang pertama dipersiapkan menjelang Pilpres. Yang kedua dipersiapkan menjelang Pilkada," kata Zainudin.

Baca juga artikel terkait NAHDLATUL ULAMA atau tulisan lainnya dari M. Ahsan Ridhoi

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: M. Ahsan Ridhoi
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Addi M Idhom
-->