Menuju konten utama

PT ASDP Rugi Rp478 Miliar Jika COVID-19 Berlanjut Sampai Desember

ASDP bisa rugi hingga Rp478 miliar jika COVID-19 tak kunjung beringsut hingga akhir tahun.

PT ASDP Rugi Rp478 Miliar Jika COVID-19 Berlanjut Sampai Desember
Dua unit kapal Ferry milik PT ASDP Indonesia Ferry berlabuh di pelabuhan Bolok, Kupang, NTT Senin (13/1/2020). PT ASDP Indonesia Ferry menutup semua rute penyeberangan di seluruh wilayah NTT menyusul adanya peringatan cuaca ekstrem dari BMKG yang diperkirakan sampai dengan dengan 15 Januari 2020.ANTARA FOTO/Kornelis Kaha

tirto.id -

Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Ira Puspadewi mengutarakan beberapa skenario terburuk yang akan terjadi jika pandemi COVID-19 berlangsung lama, yakni kerugian perusahaan hingga Rp478 miliar.

Kerugian itu bisa bisa terjadi, setidaknya, jika COVID-19 tak kunjung selesai hingga Desember 2020.

"ASDP tidak pernah rugi setelah sekian puluh tahun. Sejak Maret 2020, kami melakukan stress test terhadap keadaan. Dari kondisi laba sampai rugi. Semua skenario sudah dibuat semuanya rugi itu sudah ada," ujar Ira dalam rapat bersama Komisi VI DPR, Rabu (29/4/2020).

Kondisi lebih baik digambarkan Ira pada skenario kedua, yakni jika wabah selesai pada Agustus 2020. ASDP, kata dia, bisa bertahan meski rugi Rp291 miliar.

Terakhir, jika pandemi berakhir di penghujung Mei seperti optimisme Presiden Jokowi, kerugian ASDP bisa ditekan menjadi Rp68 miliar.

"Skenario 1 itu kita lakukan Maret sampai Mei berdasarkan hasil stress test di periode itu kami merugi Rp68 miliar. Skenario ke 2 jika 6 bulan itu sampai Agustus kami minus Rp291 miliar, kemudian di skenario ke 3 adalah 10 bulan atau sampai Desember di sini paling parah," terang dia.

Hingga Kuartal pertama2020, perseroan masih mendapatkan laba sebesar Rp68 miliar yang didukung pengaruh performa baik di Januari dan Februari. Ira, menghitung masa transisi bisnis dapat kembali pulih dalam durasi 3 bulan setelah pandemi corona berkahir.

Jika pun Corona akhirnya selesai pada skenario terburuk, ASDP hanya dapat bertahan hidup hingga pertengahan Juni 2021 dengan asumsi tidak mendapatkan pemasukan sama sekali.

"Dengan rasio likuiditas paling buruk maka ASDP bisa hidup kurang lebih hingga pertengahan Juni 2021, jika asumsinya kami tidak mendapatkan cash in sama sekali," ujarnya.

Untungnya hingga saat ini aktivitas logistik melalui penyeberangan tetap berjalan melalui Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 25/2020.

"(likuiditas buruk) terjadi kalau tidak dapat cash in sama sekali," tandasnya.

Baca juga artikel terkait ASDP atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Hendra Friana