tirto.id - Nama Profesor Ronny Nitibaskara menjadi perbincangan saat disebut ahli hukum, Eddy Hiariej, dalam podcast Deddy Corbuzier terkait kasus pembunuhan Mirna Wayan Salihin pada 2016 lalu.
Ronny Nitibaskara adalah Kriminilog Universitas Indonesia (UI). Dia menjadi saksi ahli dalam persidangan kasus pembunuhan Mirna Wayan Salihin dan kesaksian memberatkan tuntutan hukum terpidana Jessica Wongso.
Eddy menggarisbawahi pernyataan Ronny yang mengatakan bahwa Jessica memiliki kepribadian ganda, yang bisa baik, tapi terkadang bisa marah tanpa sebab dan lain sebagainya.
Menurut Eddy, berdasarkan kesaksian Ronny, orang seperti Jessica tidak akan terdeteksi, meski menggunakan alat deteksi kebohongan secanggih apa pun.
“Saya melihat dari wajahnya terutama matanya si Jessica, memendam sesuatu yang tidak suka," kata Ronny dalam persidangan proses peradilan Jessica Wongso pada 1 September 2016.
"Beda dengan mata yang berbinar, matanya tidak berbinar sama sekali. Itu berarti dia tertekan dan sebagainya, dan dia harus tuntaskan itu semua, caranya dengan begitu,” ucap Nitibaskara dalam persidangan proses peradilan," lanjutnya.
Siapa Ronny Nitibaskara?
Prof. Dr. Ronny R Nitibaskara adalah guru besar Antropologi dan Kriminologi dari Fakultas Ilmu Sosial Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI).
Ronny lahir di Bandung pada 2 Juli 1943 dan meninggal dunia di usianya yang ke 77 tahun, yakni pada Rabu, 7 April 2021 di Rumah Sakit Hermina Ciputat.
Ronny meraih gelar doktor pada tahun 1993 usai menuntaskan pendidikannya di FISIP UI Jurusan Antropologi.
Dia menyelesaikan pendidikan jenjang tertinggi itu dengan mengangkat tesis berjudul “Reaksi Sosial Terhadap Praktik Ilmu Hitam (Teluh) di Banten (suatu pendekatan Antropologi Kriminologi).”
Selama menjadi akademisi, Ronny telah mempublikasikan sejumlah karya ilmiah yang kerap menjadi rujukan dalam ranah kriminolog.
Beberapa hasil karya ilmiahnya antara lain adalah Etnografi Kejahatan di Indonesia, Catatan Kriminalitas, dan Judical Crime.
Nama Ronny mulai dikenal publik Tanah Air beberapa tahun silam saat menjadi saksi ahli pembunuhan Wayan Mirna Salihin.
Dalam kesaksiannya pada 1 September 2016 silam, Ronny mengatakan bahwa Jessica Wongso--sahabat sekaligus tersangka dalam kasus pembunuhan Mirna--adalah orang yang pendendam.
Ronny mengatakan bahwa orang seperti Jessica kerap mengungkit luka lama yang pernah dilakukan seseorang kepada dirinya.
Tidak hanya itu, dalam argumentasinya, Ronny juga memaparkan karakter wajah Jessica dalam fisiognomi merupakan orang dengan tipe kurang percaya diri.
Dia juga menyoroti rekaman CCTV sebelum kejadian terbunuhnya Mirna, Jessica duduk di paling ujung setelah mengambil sesuatu dari dalam tas. Ketika itu Jessica menoleh ke belakang dan memutuskan pindah duduk ke dekat Mirna.
Pada saat itu, kata Ronny, Jessica terlihat beberapa kali sempat memperbaiki posisi duduknya dan bergesar lalu mengibaskan rambutnya menggunakan kedua tangan.
Menurut Ronny, secara teori, mengibaskan rambut adalah sinyal bahwa Jessica sedang menenangkan diri sendiri ketika dalam situasi dan kondisi tegang.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Alexander Haryanto