tirto.id - Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar hingga mencapai angka Rp
15.000, berimbas pada dunia usaha kecil, salah satunya adalah pabrik
tahu di Jalan Kemuning, Utan Kayu, Jakarta Timut. Bekti, seorang
produsen tahu mengalami penurunan omzet hingga harus menurunkan
produksinya. Dalam sehari, ia bisa menghabiskan 600 kg kedelai untuk
pembuatan tahu, namun belakangan ini produksinya mengalami penurunan
menjadi 500 kg.
Penurunan tersebut lantaran, harga kedelai impor sebagai bahan baku
tahu terus mengalami kenaikan hingga 8 persen. Harga kedelai saat ini
naik dari Rp6.600 menjadi Rp7.600 per kilogram.
Meskipun harga kedelai mengalami kenaikan, Bekti tetap menjual tahu
dengan harga normal Rp 500 perpotong. "Justru jika saya naikin
harganya, pembeli malah lari, makanya produksi saya turunin, tapi
harga tetap" Ujarnya.
Bekti berharap adanya upaya pemerintah untuk menekan lonjakan harga
kedelai. Salah satu caranya bisa dengan memberikan subsidi terhadap
komoditas kedelai sehingga harga tidak mengalami kenaikan. Karena hal
ini akan berimbas pada pengrajin tahu lainnya.