Menuju konten utama

Produsen Tahu Cemas Imbas Kenaikan Dolar

Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar hingga mencapai angka Rp
15.000, berimbas pada dunia usaha kecil

Produsen Tahu Cemas Imbas Kenaikan Dolar
Pekerja memasukan kedelai ke dalam mesin penggiling saat proses pembuatan tahu di pabrik tahu di kawasan Utan kayu, Jakarta Timur, Jumat (7/9/2018). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar hingga mencapai angka Rp

15.000, berimbas pada dunia usaha kecil, salah satunya adalah pabrik

tahu di Jalan Kemuning, Utan Kayu, Jakarta Timut. Bekti, seorang

produsen tahu mengalami penurunan omzet hingga harus menurunkan

produksinya. Dalam sehari, ia bisa menghabiskan 600 kg kedelai untuk

pembuatan tahu, namun belakangan ini produksinya mengalami penurunan

menjadi 500 kg.

Penurunan tersebut lantaran, harga kedelai impor sebagai bahan baku

tahu terus mengalami kenaikan hingga 8 persen. Harga kedelai saat ini

naik dari Rp6.600 menjadi Rp7.600 per kilogram.

Meskipun harga kedelai mengalami kenaikan, Bekti tetap menjual tahu

dengan harga normal Rp 500 perpotong. "Justru jika saya naikin

harganya, pembeli malah lari, makanya produksi saya turunin, tapi

harga tetap" Ujarnya.

Bekti berharap adanya upaya pemerintah untuk menekan lonjakan harga

kedelai. Salah satu caranya bisa dengan memberikan subsidi terhadap

komoditas kedelai sehingga harga tidak mengalami kenaikan. Karena hal

ini akan berimbas pada pengrajin tahu lainnya.

Baca juga artikel terkait USAHA KECIL atau tulisan lainnya

Fotografer: Andrey Gromico