Menuju konten utama

Presiden Meksiko Batal Temui Trump Terkait Tembok Perbatasan

Donald Trump telah menandatangani keputusan terkait pembangunan tembok perbatasan. Namun, Presiden Pena Nieto mengatakan negaranya menentang keputusan AS untuk menegakkan pagar dinding di perbatasan.

Presiden Meksiko Batal Temui Trump Terkait Tembok Perbatasan
Calon presiden partai Republik Donald Trump dan Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto tiba untuk konferensi pers di Los Pinos, Kota Meksiko, Meksiko, Rabu (31/8). ANTARA FOTO/REUTERS/Henry Romero.

tirto.id - Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto mengatakan pada Kamis (26/1/2017) bahwa dirinya tidak akan menghadiri pertemuan dinas dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang dijadwalkan berlangsung Selasa (31/1/2017) depan di Washington, D.C.

"Pagi ini kami telah memberi tahu Gedung Putih bahwa saya tidak akan menghadiri pertemuan yang dijadwalkan berlangsung Selasa depan dengan POTUS [Presiden Amerika Serikat]," kata Pena Nieto melalui Twitter.

Pernyataannya Pena Nieto tersebut muncul beberapa jam setelah Trump, yang mulai menjabat sebagai Presiden AS pekan lalu, mencuit bahwa pertemuan akan dibatalkan kalau Meksiko tidak mau membayar biaya pemasangan pagar dinding di perbatasan.

Pertemuan antara kedua pemimpin itu sebelumnya direncanakan akan membahas perundingan kembali Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) serta masalah pendatang.

Percekcokan soal dinding pembatas antara Meksiko dan Amerika Serikat memanas pada Rabu (25/1/2017), yaitu ketika Trump menandatangani perintah eksekutif bahwa pagar dinding di perbatasan selatan harus segera dipasang.

Tak hanya itu, Trump pun bersikeras bahwa Meksiko nantinya harus membayar biaya pemasangan dinding.

Menanggapi langkah Trump tersebut, Presiden Pena Nieto mengatakan negaranya menentang keputusan AS untuk menegakkan pagar dinding di perbatasan dan Meksiko tidak akan mengeluarkan dana untuk pemasangan dinding, seperti dilaporkan Antara.

Sebagaimana diketahui, pemasangan dinding antara Amerika Serikat dan Meksiko merupakan salah satu rencana kontroversial yang diusung Trump dalam kampanyenya tahun lalu.

Tekadnya itu berhasil mendapatkan dukungan dari para pemilih berpenghasilan rendah, yang percaya bahwa lahan pekerjaan mereka telah diambil alih oleh para pendatang dari Meksiko.

Para penentang Trump menganggap pemasangan pagar dinding merupakan simbol 'xenofobia' (ketakutan terhadap orang asing).

Baca juga artikel terkait TEMBOK PERBATASAN AS atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Politik
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari