tirto.id - Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi adalah ulama yang menyejukkan hati. Hal tersebut disampaikan oleh Presiden Joko Widodo saat menyampaikan duka cita atas meninggalnya KH Hasyim.
"Hari ini kita telah kehilangan putra terbaik bangsa, Bapak KH Hasyim Muzadi, seorang ulama besar, seorang ulama yang selalu mendinginkan suasana, menyejukkan hati kita," kata Presiden seusai meresmikan Pos Lintas Batas Negara Nanga Badau di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Kamis.
Presiden juga menyebut KH Hasyim sebagai guru bangsa yang sangat menjunjung tinggi kebhinekaan. "Beliau adalah seorang guru bangsa yang menjabat kebhinekaan negara kita, Indonesia. Beliau telah berpulang ke rahmatullah pada pagi hari tadi, pada pukul 06.15 WIB di kediamannya di Malang," kata Presiden menambahkan.
Atas jasa-jasanya itulah, Presiden Jokowi menyampaikan belasungkawa yang sedalam-sedalamnya. "Saya ingin menyampaikan duka yang sedalam-sedalamnya, semoga arwah beliau diterima di sisi-Nya, diberikan tempat yang terbaik," kata Presiden dikutip dari Antara.
Sebagaimana diketahui, KH Hasyim Muzadi, anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) periode 2014-2019. Ia menghembuskan nafas terakhir pada usia 73 tahun di Malang, Jawa Timur.
Sebelum meninggal, dia sempat menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Lavalette, Malang, selama tiga hari, dan kemudian memilih istirahat total di kediamannya. Presiden Jokowi juga sempat menjenguknya pada 15 Maret dan berdoa untuk kesembuhannya.
KH Hasyim Muzadi dikenal sebagai tokoh Islam Indonesia yang nasionalis. Dia pernah maju menjadi calon wakil presiden untuk Megawati Soekarnoputri pada Pemilihan Presiden tahun 2004. Sebagai anggota Wantimpres, dia sempat memberi imbauan agar perdebatan tentang aktor politik yang menunggangi aksi 4 November 2016 dihentikan demi kesatuan dan persatuan NKRI.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto