Menuju konten utama

Presiden Instruksikan Pasar Tradisional Saling Terkoneksi

Presiden menginstruksikan kepada Wali Kota Bima untuk menciptakan koneksi antar pasar tradisional di kabupaten Bima.

Presiden Instruksikan Pasar Tradisional Saling Terkoneksi
Presiden Joko Widodo. Antara foto/Widodo S. Jusuf.

tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan kepada Wali Kota Bima untuk menciptakan koneksi antar pasar tradisional di kabupaten Bima guna memberikan keuntungan yang besar bagi petani dan pedagang.

Hal tersebut disampaikan Presiden saat meresmikan Pasar Raya Amahami di Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Kalau bisa dikoneksikan dan dihubungkan dengan kabupaten dan kota yang lain," kata Presiden di Pasar Amahami, Kabupaten Bima Jumat (29/42016) siang.

Menurut Presiden, dengan terhubungnya seluruh pasar tradisional diberbagai daerah, maka hal tersebut dapat memberikan keuntungan yang besar bagi petani dan pedagang.

"Contoh seperti kemarin. Di Jakarta harga bawang merah mahal sekali. Di sini harga bawang merah masih pada posisi tengah. Kalau bisa dilarikan ke Jakarta, keuntungan pedagang, keuntungan petani disini akan lebih baik," kata Presiden.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga meminta agar pengelolaan pasar dilakukan secara transparan dan profesional. Hal tersebut, kata Jokowi, berguna untuk meningkatkan daya saing pasar tradisional dengan pasar modern seperti mall dan pusat perbelanjaan.

Sementara itu, Menteri Perdagangan Thomas Lembong mengatakan dengan dilakukannya inovasi pasar Amahami, maka omset pedagang akan meningkat 120 persen perbulannya dari Rp200-300 juta menjadi Rp600 juta.

Menteri mengatakan, program perbaikan 5.000 pasar tradisional di seluruh Indonesia ini masih memerlukan banyak sekali dukungan, baik dari pemerintah daerah maupun masyarakat lokal.

"Sekali lagi mohon kerja sama dan dialog yang terbuka secara terus menerus ke depan," kata Thomas. (ANT)

Baca juga artikel terkait PRESIDEN JOKO WIDODO

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Putu Agung Nara Indra