tirto.id - Sulit untuk melakukan prediksi skor Liverpool vs Barcelona di leg kedua semifinal Liga Champions pada Rabu (8/5/2019). Meskipun tuan rumah berpeluang menang, mungkinkah mereka bisa melakukan remontada alias membalikkan agregat?
Liverpool pernah dalam situasi yang lebih buruk daripada saat ini, ketika tertinggal 3-0 dan harus menyamakan agregat. Hal itu terjadi bahkan di final Liga Champions 2005, saat berhadapan dengan wakil Italia, AC Milan.
The Reds sudah tertinggal tiga gol dalam tempo 44 menit, oleh aksi kapten Paolo Maldini dan brace Hernan Crespo. Bahkan gol balasan dari Liverpool baru tercipta pada menit ke-54, melalui Steven Gerrard.
Namun, dalam rentang enam menit setelah itu, Liverpool menambah dua gol lagi melalui Vladimir Smicer dan Xabi Alonso. Kedudukan sama kuat 3-3 hingga perpanjangan waktu, lalu wakil Liga Inggris yang menang lewat drama adu penalti 3-2.
Atas dasar inilah, Jurgen Klop sang pelatih Liverpool enggan menyerah lebih dahulu. Baginya, masih ada peluang sekecil apa pun untuk dinyalakan kembali di Anfield.
"Dalam pemahaman saya, Anda mesti melakukan setahap demi setahap. Tidak ada seorang pun harus berpikir setelah 10 menit laga jika kami tak mencetak gol. Lima menit terakhir laga sudah cukup untuk mencetak tiga gol [dan menyamakan agregat]," kata mantan pelatih Borussia Dortmund ini dalam konferensi pers.
Permasalahannya, Barcelona datang dengan kekuatan terbaik mereka. Memang Barca tersingkir oleh AS Roma musim lalu lewat agresivitas gol tandang meski agregat sama kuat 4-4. Barcelona bahkan unggul 4-1 di leg pertama. Namun perbedaan mendasar di laga itu adalah, Roma bisa mencetak gol di Camp Nou sedangkan Liverpool tidak.
Barcelona juga pernah berada dalam situasi yang mirip seperti ini di semifinal Liga Champions 2015. Mereka sudah menang 3-0 di leg pertama melawan Bayern Munchen, lantas tumbang 3-2 di Allianz Arena. Mungkin saja kejadian yang sama akan terulang di laga ini, mengingat Lionel Messi dan Luis Suarez, dua tombak tim tamu siap tempur.
Sebelum laga ini, Jose Mourinho mengupas taktiknya menyegel Lionel Messi dalam laga semifinal Liga Champions 2010 antara Inter Milan kontra Barcelona. Mou memilih penjagaan wilayah, dan menyerahkan Messi untuk dikurung tiga pemain sekaligus: bek kiri Javier Zanetti dan dua gelandang bertahan, Thiago Motta serta Esteban Cambiasso.
Kira-kira, akankah hal yang sama diterapkan oleh Liverpool? Jika iya, mampukah mereka mengejar defisit angka yang sangat telak, melebihi kejadian final Liga Champions 2005 di Istanbul?
Editor: Fitra Firdaus & Agung DH