tirto.id - Juara bertahan Liga Italia Serie A, Juventus, menatap musim 2019/2020 dengan penuh optimisme. Musim lalu, dengan total 90 poin dari 38 pertandingan, Nyonya Tua sukses mempertahankan scudetto sekali lagi. Mereka unggul 11 poin dari pesaing terdekat, Napoli, sekaligus tercatat sebagai juara tunggal Serie A dalam delapan musim terakhir.
Bianconeri melakukan perombakan besar di musim 2019/2020. Mulai dari datangnya pelatih Maurizio Sarri hinggaperekrutan Aaron Ramsey, Adrien Rabiot dan Matthijs de Ligt. Tetapi gaya bermain atraktif Sarri yang diniliai tidak cocok dengan filosofi klub, banyak disorot.
Menilik sejarah, Juventus tidak cukup memiliki keburuntungan kala dibesut pelatih dengan gaya bermain atraktif. Pada musim 1990/91, Nyonya Tua menunjuk Luigi 'Gigi' Maifredi. Dengan gaya bermain calcio champagne, Gigi sukses membawa Bologna finis di peringkat 8 Serie A dan lolos ke UEFA Cup 1990/1991. Namun, hal itu tidak dapat dipraktikkan sepenuhnya di Juve.
Meskipun Juventus racikan Maifredi memiliki pemain sekelas Roberto Baggio-pemain termahal di dunia saat itu- dan Salvatore Schillaci, Bianconeri hanya finis di posisi 7 klasemen akhir dan tidak lolos ke kompetisi Eropa. Di akhir musim, pelatih legendaris Giovanni Trapattoni menggantikan Maifredi.
Tantangan SarriBall di Juventus
Bersama Chelsea musim kemarin, gaya 'SarriBall' mendapat cemoohan para fans The Blues. Tetapi pada akhirnya, Sarri berhasil menghadiahkan publik Stamford Bridge dengan trofi Liga Europa usai mengalahkan Arsenal 4-1 di babak final.
Banyak pihak menganggap gaya yang diusung Sarri tidak akan serta-merta bisa diterapkan ke dalam sebuah klub. Ini kontradiktif dengan kenyataan bahwa Juventus bagaimanapun lebih membutuhkan gelar daripada gaya permainan. Mantan pemain dan presiden Juve, Giampiero Boniperti pernah berkata,"Menang bukan hal penting, tetapi menang adalah segalanya."
Dari enam laga pramusim bersama Sarri, Cristiano Ronaldo dan kolega memetik empat kemenangan, dua kekalahan dan satu hasil imbang. Tetapi semua kemenangan tersebut hanya didapat saat mengalahkan Triestina, Juventus B, Novara, dan Inter Milan lewat babak adu penalti.
Cristiano Ronaldo kemungkinan akan digeser Sarri menjadi penyerang tengah, kendati masih ada nama Gonzalo Higuain dan Mario Mandzukic di dalam skuat. Ronaldo mengawali debut di Serie A pada musim lalu dengan gemilang. 21 gol, 8 assist dan gelar Pemain Terbaik Serie A bukan capian buruk untuk pemain yang telah menginjak usia 34 tahun itu.
Diprediksi, misi Juventus dalam mempertahankan gelar Serie A musim ini akan semakin berat. Pasalnya, tim-tim pesaing seperti Napoli dan Inter Milan juga berbenah dengan baik. Dominasi Bianconeri dalam delapan musim terakhir bisa saja terputus.
Anak asuh Maurizio Sarri akan melawat ke Ennio Tardini, markas Parma pada Sabtu (24/8/2019) dalam pertandingan pembuka Serie A 2019/2020. Akan tetapi sosok Sarri kemungkinan tidak akan berada di bangku cadangan Juventus lantaran menjalani terapi khusus usai didiagnosis menderita Pneumonia.
Perkiraan Susunan Tim Inti
(4-3-3): Wojciech Szczensy; Mattia De Sciglio, Matthijs de Ligt, Giorgio Chiellini, Alex Sandro; Miralem Pjanic, Adrien Rabiot, Aaron Ramsey; Federico Bernardeschi, Cristiano Ronaldo, Paulo Dybala.
Penulis: Gilang Ramadhan
Editor: Fitra Firdaus