tirto.id - Pekan kedua Liga Inggris 2018/2019 menghadirkan laga panas antara Chelsea vs Arsenal di Stadion Stamford Bridge, Sabtu (18/8/2018) pukul 23.30 WIB. Derbi London tersebut adalah yang pertama di ajang Liga Inggris bagi pelatih anyar masing-masing klub, Maurizio Sarri dan Unai Emery.
Sarri dan Emery sebelumnya pernah bertemu dalam derbi London di turnamen pramusim International Champions Cup 2018. Dalam laga tersebut, skuat asuhan Unai Emery menang adu penalti setelah imbang 1-1.
Kendati pernah bertemu, intensitas derbi London di ajang Liga Inggris lebih panas dari sekadar pramusim. Baik Chelsea maupun Arsenal tentu lebih memiliki gereget untuk mengalahkan klub rival di ajang liga.
Apalagi dua rival sekota itu memiliki pelatih baru yang butuh pembuktian di musim 2018/2019. Maurizio Sarri ditunjuk sebagai pelatih anyar The Blues setelah membawa Napoli finis di poisi dua Sere A Italia 2017/2018. Sedangkan Unai Emery dipercaya menggantikan pelatih legendaris Arsene Wenger setelah merengkuh gelar Ligue I Perancis bersama Paris Saint-Germain. Baik Sarri maupun Emery akan terpacu untuk membuktikan diri dalam laga derbi.
Kedua pelatih itu sendiri menjalani nasib berbeda dalam debut pekan pertama lalu. Skuat asuhan Sarri menang telak 3-0 atas Huddersfield Town di kandang lawan, Sabtu (11/8). Sedangkan skuat asuhan Emery takluk 0-2 di kandang sendiri melawan Manchester City, Minggu (12/8). Tetapi hal tersebut bisa dimaklumi jika menilik perbedaan lawan kedua tim.
Jika menilik rekor pertemuan kedua klub, Chelsea sedikit di atas angin. Dari lima pertandingan Liga Inggris terakhir di Stadion Stamford Bridge, The Blues menang lima kali dan sekali imbang 0-0 pada musim 2017/2018 lalu.
Meskipun demikian, head to head lima pertandingan kompetitif terakhir lebih mengunggulkan Arsenal. Aaron Ramsey dan kawan-kawan unggul di ajang Piala Liga Inggris pada Januari lalu. Di ajang Community Shield 2017, The Gunners menang adu penalti setelah imbang 1-1. Arsenal dan Chelsea bermain imbang dalam tiga pertandingan lain di ajang Liga Inggris dan Piala FA.
Akan tetapi sederetan rekor di atas boleh jadi tak berarti mengingat sistem anyar yang sedang diaplikasikan oleh pelatih masing-masing klub. Sarri dan Emery sedang adu cepat untuk beradaptasi dengan skuat masing-masing.
Untuk Maurizio Sarri sendiri, pelatih asal Italia itu membawa gaya permainan yang amat berbeda dibandingkan pendahulunya, Antonio Conte. Jika Conte mengandalkan 3-4-3 dengan taktik catenaccio, Sarri membawa permainan lebih atraktif dengan 4-3-3.
Meskipun demikian, perubahan gaya permainan tersebut tidak terlalu menyulitkan skuat Chelsea. Dalam pekan pertama lalu, Eden Hazard dan rekan-rekan mampu memainkan gaya Sarri dengan baik sehingga menang 3-0.
“Dengan gagasan Sarri agar sangat menekan untuk merebut kembali bola, menggulirkan bola dengan cepat dan membuat banyak peluang. Saya pikir itu [gaya permainan] sangat berbeda tapi ketika dilakukan itu sangat bagus,” ucap Pedro menanggapi taktik Sarri seperti dikutip laman resmi klub.
Sementara itu Unai Emery menjalani tes yang jauh lebih berat di pekan pertama Liga Inggris. Pelatih berkebangsaan Spanyol itu urung memaksimalkan kemampuan skuatnya dalam taktik yang baru. Kedigdayaan Manchester City tidak memberi kesempatan bagi Mesut Ozil dkk untuk mengembangkan permainan.
Meskipun kalah di laga perdana, skuat asuhan Unai Emery tetap memuji sistem baru pelatih tersebut. Fullback kanan Arsenal, Hector Bellerin menyebut pihaknya sedang beradaptasi setelah 22 tahun kepemimpinan Arsene Wenger. Bersama Emery, pemain berkebangsaan Spanyol itu bahkan menyebut skuatnya bisa melampaui pencapaian musim lalu.
“Saya pikir setelah 22 tahun di bawah Arsene Wenger ada banyak hal yang berubah, jadi ini sangat penting bagi setiap orang untuk mencoba terbiasa. Semua orang semestinya bergairah karena ini era baru bagi kami dan ini adalah soal belajar dengan pelatih baru, mempelajari sistem baru dan saya yakin kami akan jadi lebih baik,” ucap bek berusia 23 tahun tersebut dikutip laman resmi klub.
“Jika Anda membandingkannya [Emery] dengan tahun pertama Guardiola, itu sangat sulit baginya [Guardiola]--dan lihat ada di mana mereka [Manchester City] sekarang! Jadi kami perlu melihat dengan cara seperti itu. Ini adalah perubahan positif dan kami bersemangat,” lanjut Bellerin.
Arsenal sendiri mengalami penurunan prestasi dalam dua musim terakhir. Klub asal London utara itu dua kali berturut-turut gagal lolos ke Liga Champions. Unai Emery pun diharapkan untuk mengangkat kembali marwah Arsenal sebagai klub besar. Emery bisa mengawalinya dengan laga melawan Chelsea di Stamford Bridge.
Laga Chelsea vs Arsenal pun diprediksi akan berjalan panas dan menarik. Kedua rival abadi itu akan mempertaruhkan harga diri dalam laga tersebut. Dorongan rivalitas juga menjadi ujian tersendiri bagi kedua pelatih baru, Maurizio Sarri dan Unai Emery.
Selain itu, derbi London juga makin panas dengan bumbu pengkhianatan dua eks pemain Arsenal, Cesc Fabregas dan Olivier Giroud. Kedua pemain itu telah menjadi musuh suporter The Gunners setelah menyeberang ke klub rival. Tensi pertandingan tentu semakin panas jika salah satu pemain tersebut berhasil menjebol gawang Arsenal.
Editor: Ikhsan Abdul Hakim