tirto.id - Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto kembali unggul dalam hasil Lembaga Survei Indonesia (LSI) terkait pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Namanya berada di atas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Akan tetapi, menurut Direktur Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan, tiga nama itu mendapat angka yang tinggi tanpa memasukkan nama Presiden Joko Widodo, demikian sebagaimana diwartakan Antara pada 22 Februari 2021.
Ia bilang, seandainya pemilihan presiden dilakukan saat ini, maka masyarakat masih memilih Jokowi sebagai presiden dan dia menempati urutan di atas. Berikut adalah urutan tertinggi bila memasukkan nama Jokowi.
Hasil survei Pilpres dengan memasukkan nama Jokowi:
1. Joko Widodo mendapat 18 persen
2. Prabowo Subianto sebanyak 12 persen
3. Anies Baswedan sebanyak 5,7 persen
4. Ganjar Pranowo sebanyak 3,5 persen
5. Sandiaga Salahuddin Uno dipilih oleh 2,6 persen responden
6. Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok 2,5 persen
7. Tri Rismaharini 2,3 persen
8. Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 1,4 persen
9. Ridwan Kamil sebanyak 1,1 persen.
Sementara apabila tidak memasukkan nama Jokowi, maka Prabowo yang paling unggul.
Hasil survei Pilpres tanpa Jokowi, Prabowo unggul:
1. Prabowo Subianto paling unggul 22,6 persen
2. Ganjar Pranowo 10,6 persen
3. Anies Baswedan 10,2 persen
4. Ahok 7,2 persen
5. Sandiaga Salahuddin Uno 6,9 persen
6. Tri Rismaharini 5,5 persen
7. Ridwan Kamil 5 persen
8. AHY 4,8 persen
Sementara nama lain kurang dari 3 persen, dan belum menjawab 10,4 persen.
Tidak hanya itu, seperti diwartakan Antara pada 5 Januari 2021, hasil survei Voxpopuli Research Center memperlihatkan elektabilitas Prabowo Subianto kembali unggul dari tokoh lainnya terkait Pemilihan Presiden 2024.
Awalnya kata Voxpopuli, elektabilitas Prabowo sempat turun dari 18,6 persen pada Juni 2020 menjadi 17,1 persen pada Oktober 2020, kini naik menjadi 18,9 persen. Sementara elektabilitas Ganjar Pranowo terus mengalami kenaikan, dari 15,6 persen pada Juni 2020 menjadi 17,6 persen pada Oktober 2020, dan kini naik lagi menjadi 18,5 persen.
Walaupun unggul dalam beberapa kali survei, seandainya ia maju pada Pilpres 2024, mampukah ia memenangkan pertarungan itu? Mengingat dia telah kalah tiga kali dalam pemilihan presiden. Berikut sejarahnya:
1. Jejak Prabowo di Pilpres 2009
Pada Pilpres 2009, Prabowo maju sebagai calon wakil presiden. Dia berpasangan dengan Megawati Soekarnoputri. Kedua pasangan ini diusung oleh PDIP dan Partai Gerindra.
Saat itu, Megawati-Prabowo melawan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono yang diusung oleh Partai Demokrat, PKS, PAN, PPP dan PKB. Sementara pasangan Jusuf Kalla-Wiranto diusung oleh Partai Golkar dan Partai Hanura.
Yang menjadi pemenang dalam Pilpres 2009 adalah pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono dengan perolehan suara 60,80 persen dari total 121.504.481 suara. Sementara urutan kedua adalah pasangan Megawati-Prabowo mendapat 26,79 persen suara dan pasangan Jusuf Kalla-Wiranto mendapat 12,41 persen suara.
2. Hasil Suara Prabowo di Pilpres 2014
Prabowo Subianto kembali maju di pemilihan presiden 2014. Kali ini ia menggandeng Hatta Rajasa sebagai wakilnya. Calon ini diusung oleh Partai Golkar, Gerindra, PAN, PKS, PPP dan Partai Bulan Bintang.
Kala itu, Prabowo-Hatta melawan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla yang diusung oleh PDIP, PKB, Nasdem dan Hanura.
Hasilnya, pasangan Jokowi-Kalla mendapat 53,15 persen dari total 133.574.277 suara. Sementara pasangan Prabowo-Hatta mendapat 46,85 suara.
3. Hasil Suara Prabowo di Pilpres 2019
Pada Pilpres 2019, Prabowo kembali maju dengan menggandeng Sandiaga Uno sebagai wakil. Pasangan ini melawan petahana Jokowi-Maruf Amin.
Prabowo-Sandi diusung oleh Partai Gerinda, Partai Demokrat, PAN dan PKS. Sementara Jokowi-Maruf diusung oleh PDIP, Golkar, PKB, Nasdem, PPP dan Hanura.
Hasilnya, Jokowi-Maruf mendapat 55,50 persen dari total 154.257.601 suara. Sementara pasangan Prabowo-Sandi mendapat 44,50 persen suara.
Editor: Iswara N Raditya