tirto.id - Calon Presiden Prabowo Subianto menganalogikan perekonomian sebagai tubuh manusia. Prabowo menilai perekonomian di suatu negara sudah semestinya diperlakukan seperti tubuh, yakni dijaga dengan mengadaptasi pola hidup yang sehat.
Ia lantas mengatakan apabila suatu negara menjaga perekonomiannya secara sehat, maka negara tersebut bisa berumur panjang dan bertransformasi menjadi peradaban yang sukses. Adapun Prabowo sempat mencontohkan perekonomian di sejumlah negara seperti Cina, India, maupun Amerika Serikat yang melakukan terobosan.
“Seperti halnya tubuh, maka jangan dirusak dengan gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok dan minum alkohol. Kalau sistem perekonomian di suatu negara berjalan baik, maka negara pun bisa lebih sehat dan sejahtera,” kata Prabowo dalam acara Indonesia Economic Forum di Hotel Shangri-La, Jakarta pada Rabu (21/11/2018).
Lebih lanjut, Prabowo menyebutkan apabila merasa ada sistem yang terganggu, maka negara itu harus dicek. Apabila tubuh biasanya dicek dengan tes darah, Prabowo menyebutkan bahwa kesehatan suatu negara bisa dilihat dari indikatornya dibandingkan negara-negara lain yang sejawat.
Sejumlah indikator yang dijadikan acuan oleh Prabowo di antaranya seperti indeks pembangunan manusia, indeks pendidikan dan pengetahuan, hingga indeks GNI per kapita. Dalam pemaparannya saat menjabarkan berbagai indikator itu, Prabowo menunjukkan bahwa Indonesia masih kerap kalah apabila dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara, seperti Thailand, dan Malaysia.
Tak hanya itu, Prabowo juga mengungkapkan kesedihannya saat merujuk pada data Bank Dunia yang menyebutkan 55 persen orang Indonesia buta huruf secara fungsional. Selain itu, tingkat stunting dan harapan hidup di Indonesia juga disebutnya tidak cukup memuaskan.
“Buat generasi muda, kalau ini terus berlanjut akan sangat menyedihkan,” ucap Prabowo.
“Saya sendiri punya visi program beserta pengalaman nyatanya. Saya yakin bisa membawa negara ini memutar balik dengan lebih cepat,” tambah Prabowo.
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Yantina Debora