tirto.id - Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Ketahanan Pangan Sumatera Selatan, Rusmaladewi, mengatakan makanan berformalin masih beredar di beberapa pasar seputaran Kota Palembang.
Menurutnya, formalin yang bereaksi dengan protein ikan akan menjadi zat reaktif yang dapat menghentikan sistem kerja enzim, sehingga tubuh berpotensi menghasilkan kanker.
"Dalam jangka waktu yang lama bisa merusak organ hati, jantung, otak, limpa, ginjal dan syaraf," kata Rusmaladewi pada Senin (20/6/2016).
Oleh karena itu, pemerintah Sumsel kini sedang menggalakkan inspeksi mendadak makanan berupa ikan dan sayuran. Hasilnya, sepekan belakangan, makanan berformalin masih beredar, hanya saja semakin hari, kadarnya semakin berkurang.
"Sidak hari ini lebih memperlihatkan perubahan. Hari ini, komoditi ikan lebih sedikit ditemukan yang berformalin dengan persentase formalin lebih rendah," katanya.
Sebelumnya di beberapa pasar tradisional ditemukan ikan, cumi, udang berformalin dengan kadar yang berat, dan juga dua pasar retail modern yang disidak ditemukan bahan perikanan yang berformalin.
Hasil sidak untuk komoditas perikanan lebih banyak ditemukan yang berformalin daripada komoditi peternakan, bahkan pasar retail modern sekelas Giant juga ditemukan ikan peda yang positif berformalin.
Selain berformalin, tim juga menemukan sayur buncis yang memiliki kadar pestisida tinggi.
Penulis: Rima Suliastini
Editor: Rima Suliastini