Menuju konten utama

Polri Curiga Sindikat Sejenis Saracen Sedang Aktif Sebar Hoaks

“Kami mensinyalir, menduga kuat, ada kelompok yang menyerupai Saracen. InsyaAllah tidak dalam waktu lama akan kami ungkap,” kata Kepala Subdirektorat I Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Kombes Irwan Anwar.

Polri Curiga Sindikat Sejenis Saracen Sedang Aktif Sebar Hoaks
Kasubdit 1 Dittipid Siber Bareskrim Polri Kombes Pol. Irwan Anwar bersama Analis Kebijakan (Anjak) Divisi Humas Mabes Polri Kombes Pol Sulistyo Pudjo menunjukkan barang bukti dan tersangka saat rilis kasus Kejahatan Siber berupa Penyebaran Hoaks di Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu (21/2/2018). ANTARA FOTO/Reno Esnir.

tirto.id - Kepolisian menduga ada sindikat sejenis Saracen yang sedang aktif membuat dan menyebar isu hoaks atau berita bohong. Dugaan itu menguat setelah Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri menangkap 18 pelaku penyebar hoaks selama awal 2018.

Kepala Subdirektorat I Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Kombes Irwan Anwar menyatakan optimistis kepolisian akan mampu membongkar sindikat tersebut dalam waktu dekat.

“Kami mensinyalir, menduga kuat, ada kelompok yang menyerupai Saracen. InsyaAllah tidak dalam waktu lama akan kami ungkap,” kata Irwan dalam konferensi pers di Gedung Bareskrim Siber Polri, Cideng, Jakarta, pada Rabu (21/2/2018).

Menurut Irwan, penyidik Bareskrim Polri sedang berfokus mengejar kelompok yang aktif menyebarkan isu hoaks tentang penculikan ulama dalam 2 minggu terakhir. Irwan mencatat Isu hoaks tersebut menyebar di kawasan Jawa Barat, Banten, dan Jakarta.

Dari 18 orang, yang ditangkap oleh polisi, 5 orang merupakan tersangka penyebaran berita hoaks soal penculikan ulama di kawasan Jawa Barat. Mereka berasal dari Bandung. Kelimanya sempat dihadirkan oleh polisi di saat konferensi pers di Gedung Bareskrim Siber, pada hari ini.

“Jaringan mereka, kaki mereka, 8 orang yang kami proses, tidak kami tampilkan di sini,” kata Irwan.

Dia menegaskan penyidik kepolisian akan menelusuri kemungkinan adanya kelompok tertentu di balik pergerakan para pelaku penyebar hoaks tersebut.

“Siapa yang membuat dan membagikan kepada mereka, masih kita dalami,” kata dia.

Sementara kelima tersangka, yang dihadirkan oleh polisi saat konferensi pers, mengaku mendapat berita hoaks dari grup tertutup di aplikasi WhatsApp. Mereka tidak mengaku terlibat dengan jaringan kelompok penyebar hoaks. Mereka sempat menyebarkan informasi hoaks bertajuk "PKI Bangkit" dan "Penculikan Ulama di kawasan Cimuncang, Garut".

Salah satu tersangka yang diduga sebagai penyebar utama, Yadi Hidayat, mengaku mendapat video dari grup whatsapp dan kemudian menyebarkannya kepada temannya. Salah satu temannya, Wawan Kandar kemudian membagikan lebih lanjut kepada grup whatsapp lainnya.

“Untuk motif, untuk kehati-hatian. Tidak ada tujuan untuk apa-apa. Cuma motif untuk kehati-hatian,” kata Yadi.

Sedangkan Wawan Kandar, yang menjabat Ketua RW di salah satu desa di kawasan Bandung, Jawa Barat, membenarkan menerima informasi dari Yadi melalui whatsapp. Wawan juga mengaku tidak ada motivasi spesifik soal penyebaran informasi bohong itu.

“Hanya untuk keamanan di lingkungan saja berdasarkan kejadian-kejadian di wilayah Jawa Barat, terutama Bandung, dan kami sendiri berada di lingkungan tersebut,” kata Wawan. “Saya mendapat informasi dari Yadi, kemudian saya kirim kembali ke grup di lingkungan saya.”

Wawan juga mengakui memang tidak pernah ada kejadian penculikan ulama di Jawa Barat. “Mungkin terbawa isu itu, termakan isu,” kata Wawan.

Baca juga artikel terkait BERITA HOAX atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Hukum
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Addi M Idhom